Kang Emil ditemani istri usai menjalani tes swab di Puskesmas Garuda Bandung/ PR
Kang Emil ditemani istri usai menjalani tes swab di Puskesmas Garuda Bandung/ PR
KOMENTAR

RIDWAN Kamil, Gubernur Jawa Barat, terus mempersiapkan diri untuk menjadi relawan ujicoba vaksin covid-19, yang kini telah menjalani tes laboratorium di Bio Farma. Selasa (25/8), Kang Emil, sapaannya, telah menjalan serangkaian pemeriksaan kesehatan, pengambilan swab, pengecekan paru-paru, serta menandatangani surat perjanjian hak dan kewajiban di Puskesmas Garuda Bandung.

Tak berbeda dengan masyarakat pada umumnya, Sang Gubernur juga mengaku deg-degan dan ada rasa was-was menyelimuti pikirannya. Beruntung, ia mendapat edukasi dari Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran Kusnandi Rusmil, beliau akhirnya merasa tenang.

"Dua jam saya dikuliahi oleh Profesor Kusnandi, jadi lebih tenang. Sekarang tidak was-was, tapi lebih pada persiapan fisik supaya pas dilakukan kondisinya prima. Jadi mengawali pagi, saya olahraga dulu. Tidur banyak juga," ungkap Kang Emil dalam keterangan tertulisnya.

Selain olahraga dan tidur yang cukup, orang nomor satu di Jawa Barat ini juga mengatur pola makan dan meningkatkan ibadah serta menambah pengetahuan tentang informasi vaksin. Dan agar lebih yakin, ia terus berkomunikasi dengan Prof Kusnandi, karena ia belum pernah menjadi relawan uji klinis sebelumnya.

Tekad Kang Emil ikut serta dalam uji klinis ini didukung oleh beberapa hal. Pertama, ia ingin meyakinkan warga bahwa uji klinis vaksin dilakukan secara ilmiah. Masyarakat tidak terbawa dalam diskusi dan narasi kurang produktif terhadap penanganan vaksin.

"Risiko menjadi pemimpin, harus menjadi contoh bagi masyarakatnya. Nasihat ibu saya juga menjadi penambah keyakinan saya mengikuti tes ini. Kata ibu saya, kalau ada rebutan rezeki, rakyat di depan pemimpin di belakang. Kalau ada ramai kekhawatiran, pemimpin yang di depan duluan baru rakyat belakangan," ujar Emil.

Menurutnya, menjadi relawan sama halnya membela negara. Dalam kondisi seperti ini, keputusan diambil lewat eksperimen. Jadi semua kelompok masyarakat harus bersemangat agar menjadi pemenang.

"Karena ini mengetes alat senjata untuk melawan musuh (covid-19). Kalau tidak dites, gimana? Kita akan hidup dalam ketidakpastian. Harus disyukuri, ternyata Indonesia bisa memproduksinya sendiri," tegasnya.

 




UNRWA Berikan Dukungan Psikososial bagi Ribuan Anak Gaza

Sebelumnya

Ekspor Indonesia Tetap Stabil Meski Konflik Iran-Israel Memanas, Pemerintah Siapkan Alternatif Pasar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News