Jalan menjadi womanpreneur sukses memang tidak mudah. Butuh militansi, kedisiplinan, dan fokus yang terjaga agar kehidupan pribadi tidak terkoyak oleh kesibukan membangun bisnis/ Net
Jalan menjadi womanpreneur sukses memang tidak mudah. Butuh militansi, kedisiplinan, dan fokus yang terjaga agar kehidupan pribadi tidak terkoyak oleh kesibukan membangun bisnis/ Net
KOMENTAR

WOMANPRENEUR merupakan kata ‘ajaib’ yang menjadi satu bukti kehebatan perempuan. Bahkan seorang perempuan seolah-olah otomatis menjadi wonder woman jika menyandang status womanpreneur.

Jalan menjadi womanpreneur sukses memang tidak mudah. Butuh militansi, kedisiplinan, dan fokus yang terjaga agar kehidupan pribadi tidak terkoyak oleh kesibukan membangun bisnis. Menjadi womanpreneur yang mampu menjaga keseimbangan dua sisi kehidupannya, itulah kesuksesan sejati yang pantas diperjuangkan.

Namun ada kalanya kita tidak boleh memaksakan diri untuk menjalani bisnis. Ketika kita merasa bidang tersebut not our expertise, maka lebih bijak untuk tidak memaksa terjun di dalamnya.

Contohnya ketika kita mendirikan usaha konsultasi bisnis dengan spesialisasi fashion. Kita memahami rantai produksinya mulai dari perajin, penjahit, pemayet, desainer, asosiasi desainer, jaringan retail, link ke Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, hingga Bekraf, juga para EO penyelenggara fashion event bergengsi. Kita memahami seluk-beluk industri mode dan berbagai tantangannya sekaligus memiliki banyak opsi sebagai solusi.

Lalu bayangkan jika ada klien besar yang membutuhkan masukan seputar launching produk dan promosi jangka panjang alat-alat kesehatan berteknologi tinggi. Sesuatu yang asing bagi kita. Sesuatu yang berada jauh di luar ranah bisnis kita. Deep down inside, kita tahu kita bukanlah orang terbaik untuk mengerjakannya.

Sekali pun kita mampu mengerjakannya, sekeras apa pun usaha kita, hasilnya pasti tidak akan memuaskan. Kita tidak punya basic knowledge tentang produk dan perusahaannya. Pada dasarnya, kita tidak mengetahui apa pun tentang bisnis tersebut. Dan yang terpenting, bidang tersebut tidak membuat kita nyaman berada di dalamnya.

Kita lebih baik mundur agar nama baik tidak tercemar karena hasil kerja yang buruk serta kita tidak merasa terpaksa dan terbebani saat mengerjakannya. Nama baik adalah segalanya dalam dunia bisnis. Jangan pertaruhkan nama baik hanya demi keuntungan besar sesaat. Kita harus memahami bahwa orang akan menghormati dan segan jika kita menghasilkan pekerjaan terbaik.

Lalu yang perlu kita lakukan adalah mengenali kebutuhan si calon klien lalu memeriksa jaringan kita untuk mengetahui who’s the best dalam bidang tersebut. Situasi seperti itu harus menjadi satu kesempatan berbuat kebaikan dalam berbisnis.

Kita bertindak objektif dengan merekomendasikan orang lain kepada si calon klien. Kita berharap suatu saat orang lain pun dapat melakukan hal yang sama bagi kita ketika mereka menghadapi situasi seperti itu.

Kapan kita bisa memberanikan diri menekuni bidang baru?

Satu-satunya alasan untuk melirik bidang baru yang bukan keahlian kita adalah jika kita memang tertarik untuk menekuninya lebih dalam di masa depan.

Ketika kita menyadari bahwa kita harus menambah varian bidang usaha lalu memutuskan menekuni satu bidang bisnis baru, itu berarti kita siap dengan risiko dan memulainya dari nol. Mungkin itu bukan passion terbesar kita namun kita bersedia mempelajari seluk-beluknya dan siap mencintai bidang baru tersebut.

Atau sebaliknya, kita menjalani hari-hari kita dengan easy works. Skala job yang kita terima sudah sangat kita kuasai. Ibaratnya, kita bisa mengerjakan pekerjaan itu dengan mata tertutup. Bisnis kita berjalan ‘stabil’ dengan mengerjakan hal yang serupa. Tidak ada peningkatan dari segi magnitude maupun kompleksitas pekerjaan.

Itu berarti kita tidak memiliki kesempatan untuk mengupgrade kemampuan kita. Padahal salah satu tujuan kita terjun berbisnis adalah untuk mengembangkan diri dan meraih tujuan yang lebih besar dari saat ini.

Masih banyak potensi yang belum tergali. Maka tak ada salahnya kita menolak pekerjaan yang tidak membawa kebaikan bagi kita di masa depan. Pekerjaan yang memaksa kita stuck di satu tingkat yang menghalangi orang mengenal kita sebagai nomor satu.
 
Jika pun kita tidak mau menolak, maka ketika kita mendapat sebuah job yang ‘membosankan’, tantanglah diri kita dengan memberikan masukan yang membuat pekerjaan tersebut menjadi jauh besar dari usulan awalnya. Inovasi dan improvisasi dapat melahirkan kreativitas baru yang segar dan lebih menjual. Dengan bertumbuh, barulah kita menapaki the right path menuju kesuksesan.

 

 

 




Masnu’ah, Pahlawan Ketidakadilan Gender di Pesisir Demak

Sebelumnya

Bangkit dari Titik Terendah, Sri Mulyani Ingat Pesan Ibu untuk Berpegang Teguh pada 3 Hal Ini

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women