Ilustrasi bayi/ Net
Ilustrasi bayi/ Net
KOMENTAR

AKHIR pekan kemarin adalah saat yang mengembirakan bagi lima pasangan muda yang baru saja menyelesaikan upacara pernikahan masal.

Sabtu yang menyenangkan di luar Budapest. Taman Skanzen telah diubah menjadi festival yang seru, bersih, semarak, dan ramai oleh segala usia.

Terlihat balon-balon, buku komik, dan aneka makanan. Ini adalah perayaan tahunan yang disponsori oleh Asosiasi Keluarga Besar Hongaria, dan untuk pertama kalinya ada pernikahan massal, di mana lima pasangan memulai pernikahan di depan ratusan teman terdekat mereka.

Bagi negara yang memiliki populasi kurang dari 10 juta ini, bahkan saat ini semakin berkurang saja karena adanya pandemik, Hongaria memiliki program yang menjadi sorotan dunia sejak beberapa tahun lalu, dan diperbaharui lebih baik lagi pada tahun ini.

Pemerintah Hongaria telah mengambil alih sebagian besar klinik kesuburan milik swasta, dan juga memberikan uang tunai, pinjaman dan bahkan mendapatkan subsidi ini untuk membeli minivan, kepada pasangan muda yang berniat menjadi orang tua baru.

Ketika semua perhatian terarah pada pemilihan presiden AS 2020 yang akan berlangsung sebentar lagi, Hongaria, negara yang terletak di daratan Eropa Tengah dan terkurung dengan negara-negara tetangganya seperti Slowakia Austria tahun 2020, menggemakan program yang cukup unik.  

Katalin Novak, Menteri Negara Urusan Keluarga dan Pemuda Hongaria, menyebarkan pesan pemerintah tentang klan dan negara.

"Senang berbagi kegembiraan," kata Novak, dikutip dari CBS. "Itulah sebabnya pemerintah melindungi pernikahan pria dan wanita, dan mengapa kita melindungi keluarga dan anak-anak di Hongaria."

Dia mempelopori apa yang disebut Rencana Aksi Perlindungan Keluarga. Program pemerintah besar-besaran ini diluncurkan tahun lalu dengan biaya 2,5 miliar dolar AS, itu 5 persen dari PDB Hongaria dan empat kali lipat dari yang dibelanjakan negara itu untuk militer.

Pada paket terbaru untuk tahun ini, pemerintah menawarkan pasangan yang bersedia memiliki tiga anak akan disubsidi untuk mendapatkan salah satu dari minivan itu.

Namun, ada syarat dan ketentuan berlaku dan rencana tersebut tidak terbuka untuk semua orang. Program ini dibuat untuk mengatasi masalah yang tengah dihadapi Hongaria, tingkat kelahiran yang rendah. Populasi Hongaria, sekarang di bawah 10 juta, telah menurun selama 37 tahun berturut-turut.

Hongaria, campuran Eropa Timur dan Barat, dengan Ibukota Budapest adalah kota agung. Selama berabad-abad, Hongaria telah tersebar di antara orang Turki dan Jerman, Hapsburg, dan Komunis.

Orang Hongaria banyak yang keluar masuk negara lain, sekolah, kerja, bahkan dan menikah di sana. Populasi pun semakin sedikit. Sementara yang tinggal di Hongaria banyak yang memilih tidak menikah, atau malah bercerai tanpa anak, atau bahkan gay.

Pemerintah merasa harus memberi perlindungan untuk jenis keluarga yang tepat. Perdana Menteri Orban mengatakan rencana itu sepenuhnya konsisten dengan nilai-nilai Hongaria.

Lebih dari 100.000 pasangan telah mengambil keuntungan dari insentif yang diberikan pemerintah, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Rencana Perlindungan Keluarga benar-benar efektif, apakah itu akan menyebabkan populasi yang diinginkan meningkat atau memperdalam keretakan di Hongaria. Namun, itulah upaya pemerintah negara itu.

Statistik pemerintah yang dirilis bulan lalu menunjukkan bahwa dari Januari hingga April 2020 ada peningkatan 5,5 persen dalam jumlah bayi yang lahir di Hongaria. Suatu hal yang menggembirakan.

 




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News