DI era di mana filler, botox, dan operasi plastik sudah jadi hal lumrah—bahkan dianggap standar kecantikan—melihat seseorang tampil percaya diri dengan kulit alaminya adalah angin segar. Dan saat sosok itu adalah Gwyneth Paltrow, dampaknya terasa jauh lebih besar.
Baru-baru ini, aktris sekaligus pengusaha ini tampil di New York Fashion Week untuk meluncurkan lini fashion terbarunya, Gwyn. Bersama Sofía Menassé, ia merancang 36 look bergaya minimalis dan elegan—mulai dari jaket kasmir, gaun, hingga kemeja denim—yang mulai dijual pada 21 September.
Mempromosikan Gwyn, Paltrow mengunggah serangkaian foto di Instagram. Salah satunya langsung mencuri perhatian: di usia 52 tahun, ia tampil dengan tekstur kulit yang nyata, garis ekspresi, dan lipatan alami yang datang seiring bertambahnya usia.
Meski terlihat sederhana, unggahan natural Gwyneth Paltrow sukses mencuri perhatian jutaan pengikutnya. Wajah polos tanpa polesan berlebihan itu justru menuai pujian. “Foto pertama terasa segar dan nyata,” tulis seorang netizen. Ada pula yang berkomentar, “Senang melihat wajah perempuan dewasa dengan garis kehidupan yang autentik.”
Kolom komentar dipenuhi apresiasi terhadap keberanian Paltrow tampil apa adanya. Banyak yang menyebut penampilannya terasa jujur di tengah standar kecantikan yang kerap tak realistis. “Perempuan bisa tetap cantik di segala usia—dengan keriput dan uban sekalipun,” tulis salah satu penggemar. Dalam wawancara sebelumnya, Paltrow pernah menegaskan bahwa ia tak takut menua dan ingin menjalaninya dengan anggun.
Bukan kulit mulus tanpa cela, tapi justru itulah pesonanya. Gwyneth tampak sehat, bercahaya, dan—yang paling penting—manusiawi. Bukan versi "awet muda" yang kaku dan beku karena suntikan demi suntikan, tapi sosok yang vibrant, segar, dan autentik.
Selama ini, ada aturan tak tertulis bahwa publik figur, apalagi perempuan, harus selalu tampak "sempurna"—entah usia mereka 20 atau 80. Tapi Gwyneth justru membalikkan narasi itu, hanya dengan menjadi dirinya sendiri. Tanpa siklus botox yang tak berujung, ia menunjukkan pada dunia: beginilah wajah wanita cantik yang nyata.
Bukan berarti ia anti-perawatan. Paltrow pernah berbagi pengalamannya dengan Xeomin, alternatif botox, yang hasilnya kadang memuaskan, kadang tidak. Tapi ia lebih dikenal sebagai penggiat pendekatan alami dan holistik: pijat wajah, lymphatic drainage, olahraga otot wajah, serta rutinitas sehat dari dalam—seperti sauna, cold plunge, olahraga rutin, dan hidrasi yang cukup.
Yang membuat Gwyneth makin inspiratif adalah keterbukaannya soal standar ganda dalam proses penuaan. “Sebagai perempuan, kita ingin sehat, kita ingin menua—gagasan bahwa kita harus ‘dibekukan’ dalam waktu itu aneh banget,” katanya, seperti dikutip dari Vogue.
“Kalau pria beruban, itu dianggap keren. Tapi kalau perempuan punya keriput? Langsung ditanya: ‘Mau diapakan kulitmu yang mulai menua itu?’”
Bagi Paltrow, intinya adalah pilihan. “Setiap perempuan berhak menentukan jalannya sendiri.”
Dan mungkin, itulah pesan terpenting yang bisa kita ambil dari Gwyneth Paltrow: bahwa merayakan keaslian diri bukan hanya sah, tapi juga powerful.
KOMENTAR ANDA