Presiden Prabowo tiba di New York, AS (20/9) untuk menghadiri Sidang Umum PBB. (BPMI Setpres)
Presiden Prabowo tiba di New York, AS (20/9) untuk menghadiri Sidang Umum PBB. (BPMI Setpres)
KOMENTAR

PRESIDEN Prabowo Subianto tiba di New York, Amerika Serikat pada Sabtu (20/9) untuk menghadiri Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Presiden tiba di Bandara Internasional John F. Kennedy pukul 16.50 waktu setempat, didampingi putranya Didit Hediprasetyo dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Setibanya di hotel kawasan Manhattan, Presiden disambut hangat oleh diaspora Indonesia, pejabat PTRI, KJRI, dan KBRI Washington DC.

Dalam keterangan tertulisnya (19/9), Seskab Teddy menjelaskan bahwa Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato pada urutan ketiga dalam sesi Debat Umum PBB, Selasa (23/9) mendatang. Presiden Prabowo dijadwalkan berpidato dalam sesi debat umum setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden AS Donald Trump.

Selain itu, Presiden juga akan menggelar sejumlah pertemuan bilateral dengan para pemimpin dunia, menegaskan komitmen Indonesia dalam menjaga perdamaian dan memperkuat kerja sama global.

“Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia, tidak hanya untuk kembali tampil di level tertinggi pada forum PBB, namun juga untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia agar lebih adil dan inklusif,” ucap Seskab Teddy, seperti dimuat laman resmi Kementerian Sekretariat Negara RI.

Dalam rangkaian kunjungan ini, sejumlah menteri turut hadir dan aktif mengikuti berbagai agenda, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani. Mereka akan berpartisipasi dalam sekitar 200 pertemuan bilateral dan sesi selama Pekan Tingkat Tinggi Sidang Umum PBB, yang berlangsung pada 22–27 September.

Hal tersebut disampaikan Direktur Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat, dalam pengarahan media di PTRI New York. Dari total 258 undangan bilateral yang diterima Indonesia, sekitar 200 pertemuan dipilih berdasarkan skala prioritas.

Agenda pertemuan mencakup berbagai isu strategis: ekonomi, investasi, lingkungan hidup, pengungsian, kesehatan, hukum perang, hingga masalah nuklir. Sebagian besar pertemuan berlangsung di dalam dan di luar markas besar PBB.




Dukungan Dunia Menguat: Australia, Inggris, dan Kanada Akui Palestina sebagai Negara Berdaulat

Sebelumnya

BMKG Prakirakan Cuaca Berawan dan Hujan di Sejumlah Wilayah Indonesia Awal Pekan Ini

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News