Kick off JMFW 2026 (12/8) di Balai Kartini, Jakarta. (Ist)
Kick off JMFW 2026 (12/8) di Balai Kartini, Jakarta. (Ist)
KOMENTAR

JAKARTA Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 resmi diluncurkan pada Selasa, 12 Agustus 2025 di Balai Kartini, Jakarta. JMFW 2026 secara resmi diluncurkan oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso dan dihadiri tokoh penting seperti Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia Abdullah Salim Al Dahiri, Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Amir Kuramba, perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Ekonomi Kreatif, jajaran Indonesian Fashion Chamber (IFC) dan para desainer, serta mitra strategis seperti Bank Indonesia, Bank Syariah Indonesia, dan Wardah.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi dalam laporannya menyampaikan, JMFW 2026 ditargetkan meraih potensi transaksi USD 10 juta. Ia berharap, capaian aktual bisa melampaui angka capaian sebelumnya seiring dengan semakin luasnya partisipasi dan jangkauan JMFW.

“Kami ingin JMFW 2026 bisa mencapai target USD 10 juta. Harapannya, capaian tahun ini bisa lebih dari capaian tahun sebelumnya,” kata Puntodewi.

Sejak pertama kali diluncurkan pada 2021, JMFW terus mencatat capaian positif. Pada 2024, JMFW berhasil menghadirkan lebih dari 239 jenama lokal yang menampilkan lebih dari 1.000 koleksi modest fashion. JMFW 2025 juga sukses mencatatkan potensi transaksi sebesar USD 20,40 juta, melampaui target awal yang ditetapkan sebesar USD 3 juta.

Perhelatan ini juga menghadirkan peragaan busana dari Sofie, Zaskia Mecca, Damakara, dan desainer kenamaan lainnya. Adapun puncak JMFW akan berlangsung pada 6–9 November 2025 di Kartika Expo, Balai Kartini.

Dalam sambutannya, Mendag Budi Santoso menekankan peran JMFW sebagai pusat ide kreatif melalui Essential Lab untuk menampilkan tren modest fashion 2026.

“Kami ingin menampilkan tren modest fashion masa depan melalui JMFW sehingga bisa menjadi kiblat modest fashion dunia dengan membangun ekosistem fesyen yang dibutuhkan dalam mewujudkan visi tersebut. Kalau kita sudah mengetahui trennya, masyarakat akan lebih tertarik untuk memakainya. Dengan begitu, industri tekstil kita berkembang, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh, dan daya beli masyarakat meningkat,” ujar Mendag Budi Santoso.

“Layaknya laboratorium medis yang menjadi rujukan untuk menentukan kondisi kesehatan, JMFW berfungsi sebagai laboratorium fesyen untuk memetakan arah gaya berpakaian masa depan,” imbuhnya.

Menteri Perdagangan juga menjelaskan bahwa perbedaan utama JMFW 2026 terletak pada lokasi penyelenggaraan serta tema yang diusung. “Selain tempat, fokus kami yaitu ingin membangun ekosistem. Jadi, kalau ekosistemnya sudah berjalan, semuanya bisa bergerak,” tegasnya.

Ajang ini juga diharapkan menjadi wadah business matching yang melibatkan UMKM dan pelaku industri, juga para buyer dari luar negeri. Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk BI, BSI, dan Paragon, JMFW 2026 diharapkan memperkuat ekosistem modest fashion nasional, membuka akses pasar global, serta menjadikan Indonesia pusat kreasi dan industri fesyen muslim dunia.

 




Menembus Panggung Dunia: Strategi Diplomasi Fesyen Indonesia di Front Row Paris & BRICS+ Fashion Summit Moskow

Sebelumnya

Wujudkan Ekosistem UMKM Inklusif, Program “SheAblepreneur” Gelar Pelatihan bagi Pengusaha Perempuan dan Disabilitas

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel C&E