SATU lagi berita mencerahkan tentang anak Indonesia. Kali ini kebanggaan dirasakan Sahida Ilmi dan keluarganya. Sahida, siswi SMAN 1 Wates asal Kulon Progo, Yogyakarta ini berhasil lolos ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sahida merupakan anak yang berasal dari keluarga yang sederhana, ia tinggal di sebuah rumah kecil yang berada di tengah-tengah sawah dengan dinding yang dianyam bambu dan dapur tradisional yang sangat sederhana.
Sahida Ilmi, berhasil mewujudkan mimpinya masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM). Di balik keberhasilan itu, ada perjuangan yang tidak mudah. Sejak SMA, ia sudah membiasakan diri belajar disiplin sejak selesai salat Subuh hingga pukul 10 malam. Di hari sekolah, ia belajar sekitar 1–2 jam, sementara hari libur ia habiskan waktunya untuk mengerjakan tugas.
Kerja keras itu berbuah hasil. Nilai rapornya rata-rata 87,85, dengan Kimia dan Biologi di angka 90. Sejak dulu, Sahida selalu masuk peringkat teratas di sekolah dan pernah meraih juara Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Fisika tingkat kabupaten.
Di balik prestasinya, tersimpan pula cerita perjuangan keluarga. Ayahnya, Sugi, seorang petani sekaligus pemelihara ternak kecil, mengandalkan hasil tani hanya untuk kebutuhan makan. Untuk biaya lain-lain, ia harus mencari penghasilan tambahan. Setiap hari, Sugi setia mengantar-jemput Sahida ke sekolah sejauh 8 kilometer dengan ongkos bensin harian Rp15.000.
Semangat belajar Sahida juga didukung dari pesan almarhum guru SD-nya yang selalu mengingatkan untuk istiqamah. Pesan itu terus ia pegang sehingga Sahida akhirnya diterima di UGM.
Kini, Sahida sedang menyiapkan berkas beasiswa KIP dan Beasiswa Perintis. Ia juga sudah menerima bantuan awal berupa laptop dan uang saku dari sebuah perusahaan yang dikenalkan oleh Dosen ITB, Imam Santoso.
Kisah ini viral di media sosial dan menyentuh hati banyak orang. Banyak warganet memberikan doa, pujian, dan dukungan. banyak juga pelajar yang terinspirasi oleh tekad dan kerja keras Sahida dalam meraih pendidikan tinggi meski hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Jika Sahida bisa, anak Indonesia lain pun pasti bisa!
KOMENTAR ANDA