Ilustrasi anak obesitas/Freepik
Ilustrasi anak obesitas/Freepik
KOMENTAR

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan obesitas pada anak sebagai masalah kesehatan global yang serius. Diperkirakan 124 juta anak di seluruh dunia mengalaminya. Di Indonesia, dari data Status Gizi terungkat, telah terjadi peningkatan kejadian obesitas anak dalam empat dekade sebesar 10 kali lipat.

Anak dengan obesitas berisiko mengalami sejumlah penyakit penyerta. Mulai dari sindrom metabolik yaitu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, perlemakan hati, gangguan pernapasan saat tidur, dan kanker.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), diabetes yang saat ini jumlahnya meningkat 70 persen dari tahun sebelumnya, disebabkan karena obesitas. Disebutkan, 55% obesitas anak akan menjadi obesitas pada saat remaja, selanjutnya 80% obesitas remaja bertahan hingga dewasa.

”Obesitas sulit diatasi, pencegahan merupakan prioritas yang harus dilakukan sedini mungkin, mulai dari periode pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI). Karena pada periode ini, anak mulai membentuk selera makan, preferensi makan, dan metabolisme yang penting dalam membentuk dasar kesehatan mereka di masa depan,” kata Prof. Dr. dr. Aryono Hendarto, SpA (K), guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

MPASI sebaiknya diberikan saat bayi berusia 6 bulan. Pemberian MPASI terlalu dini (di bawah 4 bulan) dapat meningkatkan risiko obesitas. Banyak anak obesitas mengalami kelebihan makronutrien seperti karbohidrat, lemak dan protein, tapi di sisi lain kekurangan mikronutrien seperti zat besi. Sementara MPASI tinggi zat besi sangat penting untuk mencegah anemia dan mengatur keseimbangan metabolisme, sehingga anak lebih aktif dan sehat.

Penting juga untuk menghindari beberapa kesalahan dalam pemberian MPASI, misalnya memberikan makanan dewasa seperti snack yang bukan khusus bayi.

Bagi orang tua yang memiliki keterbatasan waktu dan khawatir dalam pemenuhan kebutuhan zat gizi makro dan mikro anak, MPASI fortifikasi dapat menjadi pilihan untuk si kecil. Salah satu keunggulan MPASI fortifikasi ini adalah memiliki kandungan gizi yang terukur dan seimbang, termasuk zat besi dan gula.

”Produk MPASI fortifikasi dilengkapi dengan label rekomendasi usia. MPASI yang lulus uji BPOM bebas pengawet, pewarna, dan perasa, juga memiliki kadar garam dan gula seimbang sehingga aman untuk bayi,” demikian Prof. Aryono.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health