Hussam Al-Attar, sang penemu aliran listrik untuk menyalakan lampu bagi sejumlah tenda pengungsi di Gaza/Reuters
Hussam Al-Attar, sang penemu aliran listrik untuk menyalakan lampu bagi sejumlah tenda pengungsi di Gaza/Reuters
KOMENTAR

“Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Qs Al-Insyirah: 5-6)

Arti surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6 ini sangatlah baik untuk memotivasi diri sendiri atau orang lain saat tengah menghadapi kesulitan atau masalah. Karena Allah telah berjanji, sesungguhnya di balik suatu kesulitan pasti ada kemudahan.

Bahkan, untuk menegaskan hal itu, Allah Swt sampai mengulangnya dua kali. Tentu bukan tanpa alasan mengapa kalimat tersebut mesti diulang. Tentunya ada maksud baik yang diharapkan dipegang teguh oleh umat Muslim untuk semakin percaya kepada Allahu Rabbi.

Sepert halnya saudara-saudara kita di Gaza, yang hingga saat ini terus bertahan di tengah gempuran zionis Israel. Mereka percaya, Allah ta’ala akan terus memberikan pendampingan, melewati masa-masa sulit dengan kuat, hingga akhirnya ada keindahan yang mereka peroleh.

Dan terbukti, di antara kesulitan tersebut, muncul sosok kuat dan tangguh. Ialah Hussam Al-Attar, remaja berusia 15 yang tinggal di tenda pengungsian di Rafah. Ia berhasil menciptakan terang untuk saudara-saudaranya di sana, yang sudah sekian bulan tidak mendapatkan cahaya di kala malam tiba.

Kisah dimulai, ketika Al-Attar dan keluarganya mengungsi ke Rafah. Mereka harus hidup dalam tenda tanpa penerangan sama sekali. Suatu ketika, Al-Attar berpikir untuk menciptakan cahaya. Dirinya lalu pergi ke pasar barang bekas dan menemukan kipas angin.

Remaja itu lalu membawanya ke camp pengungsian dan mulai membuat kincir angin dari kipas bekas tersebut. Ia naik ke atas atap dan memasang kipas sebagai turbin untuk menghasilkan listrik. Potongan-potongan kabel disambungnya, menggunakan saklar, bola lampu, dan sepotong kayu lapis tipis yang direntangkan dalam tenda.

Tidak sekali jadi, Al-Attar harus melakukan beberapa kali percobaan. Pada percobaan pertama, Listrik berhasil menyalakan bola lampu, tetapi tidak sesuai harapan. Begitu pula dengan percobaan kedua, listrik berhasil didapat namun masih sangat lemah.

Al-Attar Kembali ke pasar dan mencari kipas angin tambahan. Dengan dua kipas, ia melakukan percobaan ketiga dan hasilnya sangat menggembirakan. Kincir angin berhasil mengalirkan listrik yang bisa menyalakan bohlam.

“Seperti halnya Newton, yang menemukan gaya gravitasi saat duduk di bawah pohon dan apel jatuh di kepalanya. Saya hidup dalam kegelapan dan tragedi dengan roket-roket yang berjatuhan. Mereka kemudian mulai memanggil saya Newton-Nya Gaza, karena kemiripan itu,” ujar Al-Attar seperti dikutip dari Reuters.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News