BAYANGKAN siang terik di Seoul saat musim panas. Orang-orang berbondong-bondong masuk ke restoran, lalu beberapa menit kemudian tersaji semangkuk mi dengan kuah kaldu sapi yang dingin, ditambah es batu. Begitu suapan pertama masuk ke mulut, rasa gurih, segar, dan renyah dari mentimun berpadu dengan kenyalnya mi. Itulah naengmyeon, salah satu kuliner Korea yang penuh cerita.
Meskipun sekarang identik dengan musim panas, naengmyeon pada awalnya justru disantap saat musim dingin. Catatan dalam buku sejarah Dongguk Sesigi tahun 1849 menuliskan: “Sebagai masakan musiman di musim dingin, mi dari memil yang ditambah kimchi dan kimchi sawi putih, juga dengan daging di atasnya, dinamakan naengmyeon. Di antara jenisnya, khususnya mi dingin Pyeongyang yang dibuat di provinsi Pyeongan, memiliki rasa yang lezat.”
Seiring waktu, hidangan ini bergeser menjadi santapan favorit musim panas. Rasanya yang segar menjadikannya teman sempurna untuk melawan cuaca panas.
Mi naengmyeon dibuat dari tepung gandum memil (buckwheat) yang cenderung tidak lengket, sehingga menghasilkan tekstur tipis, halus, dan kenyal. Kuahnya menjadi kunci utama: kaldu sapi yang direbus lama, kemudian dicampur dengan kuah dongchimi (kimchi air) yang terbuat dari lobak, daun bawang, dan cabai hijau. Pada masa lalu, bahkan ditambahkan bakso dari daging ayam pegar cincang, lalu diberi potongan es batu untuk memberikan sensasi dingin yang khas.
Ada dua jenis utama naengmyeon yang terkenal:
- Pyeongyang Naengmyeon, berkuah dingin dan lembut, cocok bagi penikmat rasa ringan.
- Hamheung Naengmyeon, tanpa kuah, disajikan dengan saus pedas yang lebih kuat.
Selain itu, terdapat variasi lain seperti bibim naengmyeon (mirip salad dengan tambahan sayuran dan saus gochujang pedas), hoe naengmyeon (ditambah irisan ikan mentah), serta yeolmu naengmyeon (menggunakan kimchi lobak kecil).
Popularitas naengmyeon tidak hanya berhenti di Korea. Pada tahun 1954, para pendatang Korea membuka restoran naengmyeon pertama di Morioka, Prefektur Iwate, Jepang. Sejak saat itu, hidangan ini diadaptasi dengan nama reimen, dan menjadi bagian dari budaya kuliner setempat.
Cara Menikmati Naengmyeon
Secara tradisional, mi direbus, lalu dibilas hingga dingin. Setelah itu ditata dalam mangkuk besar, disiram kuah kaldu dingin, kemudian ditambahkan potongan pir segar, lobak, timun, telur rebus, bahkan es batu. Hasilnya adalah seporsi mi dingin yang menyejukkan tubuh sekaligus menggugah selera.
Kini, naengmyeon lebih sering disantap di restoran karena prosesnya yang cukup panjang. Namun, bagi yang ingin praktis, tersedia juga mi naengmyeon instan di pasar maupun swalayan.
Naengmyeon bukan hanya makanan, melainkan potongan sejarah yang terus hidup di meja makan Korea. Dari hidangan sederhana di musim dingin, ia menjelma menjadi ikon kuliner musim panas yang dicintai hingga lintas negara.
Jadi, kalau suatu hari kamu berjalan-jalan ke Korea saat musim panas, jangan heran jika semangkuk naengmyeon dingin bisa jadi penyelamat terbaik dari teriknya matahari.
KOMENTAR ANDA