Ilustrasi perempuan memakai skincare. (Freepik)
Ilustrasi perempuan memakai skincare. (Freepik)
KOMENTAR

PUNYA kulit sehat dan glowing memang impian banyak orang. Tapi, perawatan kulit bukan cuma soal rajin mencuci wajah atau pakai moisturizer setiap hari. Salah satu langkah penting yang sering dilupakan adalah eksfoliasi, yaitu proses mengangkat sel-sel kulit mati agar kulit bisa beregenerasi lebih optimal.

Dengan eksfoliasi yang rutin dan tepat, kulit jadi terlihat lebih cerah, terasa halus, dan tampak segar. Nah, belakangan ini, ada tiga jenis chemical exfoliant yang sedang naik daun dan jadi andalan banyak orang dalam rutinitas skincare: AHA, BHA, dan PHA.

Ketiganya punya manfaat yang serupa, yaitu membantu pengelupasan sel kulit mati secara lembut tanpa harus menggosok kulit secara fisik (seperti scrub), tapi tetap memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda. Yuk, kenali perbedaan masing-masing!

  • AHA

AHA atau singkatan Alpha Hydroxy Acid adalah kelompok asam yang larut dalam air dan bekerja pada lapisan paling atas kulit. Bahan ini sangat cocok untuk kulit kering, karena membantu mengangkat sel kulit mati sekaligus menarik kelembapan ke dalam kulit. Salah satu jenis AHA yang paling populer adalah glycolic acid, yang berasal dari ekstrak tebu. AHA dikenal mampu meratakan tekstur kulit, menyamarkan garis halus dan kerutan, membantu mengatasi hiperpigmentasi dan bintik hitam, merawat kondisi seperti keratosis pilaris (bintik-bintik kasar mirip kulit ayam)

Saat pertama kali digunakan, kamu mungkin akan merasakan sensasi sedikit perih atau cekit-cekit di kulit, ini normal dan menandakan AHA sedang bekerja mengangkat sel kulit mati.

  • BHA

Beta Hydroxy Acid atau BHA adalah gabungan dari salicylic acid dan citric acid, asam yang larut dalam minyak, sehingga bisa menembus lebih dalam ke dalam pori-pori. Ini membuat BHA sangat cocok untuk kamu yang memiliki kulit berminyak dan rentan berjerawat. Bahan paling umum dalam kelompok BHA adalah salicylic acid, yang bekerja membersihkan pori-pori dari minyak berlebih, kotoran, dan sel kulit mati yang menyumbat. Pemakaian BHA juga bermanfaat untuk mengurangi produksi minyak berlebih, mengatasi jerawat dan komedo, mengecilkan tampilan pori-pori, membantu mengobati milia (benjolan putih kecil di wajah) dan BHA juga bisa digunakan untuk mengatasi kulit kapalan dan kutil. Karena kemampuannya menembus hingga ke dalam pori, BHA sangat efektif dalam membersihkan kulit dari dalam.

  • PHA

PHA singkatan dari Polyhydroxy Acid, generasi terbaru dari chemical exfoliant. Secara struktur mirip dengan AHA, tetapi memiliki molekul yang lebih besar sehingga proses penyerapan ke kulit berlangsung lebih lambat dan lembut. Ini menjadikan PHA pilihan ideal bagi pemilik kulit sensitif, termasuk yang mengalami kondisi seperti eksim atau rosacea.

Meski eksfoliasinya lebih halus, PHA tetap efektif dalam memperbaiki tekstur kulit dan membantu mengangkat sel kulit mati. Keunggulan dari PHA, yaitu tidak menimbulkan iritasi atau rasa perih, tidak menyebabkan kulit jadi lebih sensitif terhadap sinar matahari dan membantu meningkatkan produksi kolagen. PHA mengandung sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Dengan PHA, kamu bisa mendapatkan manfaat eksfoliasi tanpa harus khawatir akan reaksi negatif pada kulit sensitif.

AHA, BHA, dan PHA masing-masing punya peran tersendiri dalam merawat kulit. Eksfoliasi bukan cuma soal mengangkat kulit mati, tapi juga tentang memberi ruang bagi kulit baru yang lebih sehat untuk muncul ke permukaan. Yang terpenting, sesuaikan dengan kondisi kulitmu dan jangan berlebihan.




Buttonscarves Buka Store Pertama di Singapore Jewel Changi Airport: The World-Class Lifestyle Destination

Sebelumnya

FASXHIBITION 2025: Ketika Tradisi dan Inovasi Berpadu di Panggung Fashion UNJ

Berikutnya

KOMENTAR ANDA