Palestina merayakan pembebasan sandera/Sky News
Palestina merayakan pembebasan sandera/Sky News
KOMENTAR

HAMAS telah mendorong perpanjangan gencatan senjata sementara jika upaya serius dilakukan untuk meningkatkan jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel.

Gencatan senjata sementara di Gaza antara Israel dan Hamas telah diperpanjang dua hari—dari jadwal seharusnya 28 November, demikian disampaikan Qatar dan Hamas. Seorang pejabat Gedung Putih juga mengatakan kepada NBC News bahwa suatu perjanjian telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata.

Di bawah ketentuan kesepakatan saat ini, Hamas telah sepakat untuk melepaskan total 50 sandera, sementara Israel akan membebaskan 150 tahanan Palestina selama empat hari.

Israel sebelumnya mengatakan kesepakatan itu memungkinkan gencatan senjata untuk diperpanjang satu hari ekstra untuk setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan.

Sebelumnya, Diaa Rashwan, Kepala Layanan Informasi Negara Bagian Mesir, yang juga telah terlibat dalam mediasi, mengatakan kesepakatan perpanjangan akan mencakup pembebasan 20 sandera Israel dan 60 tahanan Palestina.

Pada Senin malam, militer Israel mengatakan tentara pasukan khusus menemani 11 sandera yang dibebaskan di wilayah Israel setelah mereka diserahkan ke Palang Merah oleh Hamas.

"Setelah mereka menjalani penilaian medis awal tentang kesehatan mereka, pasukan kami akan menemani mereka sampai mereka dipersatukan kembali dengan keluarga mereka," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam sebuah pernyataan.

Menurut pejabat Qatar, 33 tahanan Palestina akan dibebaskan sebagai gantinya.

Setelah mereka dipertukarkan, itu berarti 150 tahanan Palestina akan dibebaskan oleh Israel, sementara 51 sandera Israel telah dibebaskan oleh Hamas sebagai gantinya.

Sebagai bagian dari kesepakatan terpisah, 17 Thailand dan satu warga negara Filipina juga telah dirilis oleh Hamas.

Gencatan senjata sementara juga memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

Seorang juru bicara untuk kepala PBB mengatakan dia berharap melihat gencatan senjata sementara berubah menjadi gencatan senjata kemanusiaan penuh.

"Bencana kemanusiaan di Gaza semakin buruk dari hari ke hari," kata Stephane Dujarric atas nama Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.

"Dialog yang menyebabkan perjanjian harus berlanjut, menghasilkan gencatan senjata kemanusiaan penuh, untuk kepentingan rakyat Gaza, Israel dan wilayah yang lebih luas,” tegasnya seperti dilansir Sky News.




Miliki Lebih dari 68 Dapur Umum, World Central Kitchen Kembali Beroperasi di Gaza PascaSerangan Israel yang Membunuh 7 Pekerja

Sebelumnya

Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News