Sidang Umum UNESCO di Paris/UNESCO
Sidang Umum UNESCO di Paris/UNESCO
KOMENTAR

Dalam pemilihan yang berlangsung di Sidang Umum UNESCO ke-42 pada 15 November 2023 di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis, Indonesia berhasil terpilih menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO pada periode 2023-2027.

“Dengan kerja sama yang baik antara KBRI Paris, Kementerian Luar Negeri, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kantor Wakil Republik Indonesia untuk UNESCO (KWRIU), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta Kementerian/Lembaga lainnya, Indonesia berhasil mendapatkan dukungan positif dari negara anggota UNESCO lainnya sehingga Indonesia bisa memperoleh tempat di Dewan Eksekutif UNESCO,” tutur Ketua Harian KNIU, Itje Chodidjah, di Paris, Selasa (15/11) dalam keterangan yang didapat Farah.id.

Indonesia bersaing dengan 8 negara lain di Kawasan Asia Pasifik untuk memperebutkan 6 alokasi kursi Dewan Eksekutif UNESCO, Indonesia bersaing dengan Afganistan, Australia, Bangladesh, Iran, Krygistan, Pakistan, Korea, dan Sri Lanka. Dan Indonesia berhasil mendapatkan dukungan suara dari 154 negara.

Dan 5 negara lainnya yang juga terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO dengan periode yang sama yaitu ada Negara Pakistan (157 suara), Bangladesh (144 suara), Sri Lanka (144 suara), Korea Selatan (129 suara), dan Australia (114 suara). Dari 188 Negara anggota UNESCO yang hadir pada saat pemilihan hanya terdapat 181 Negara yang memenuhi syarat dan dapat memberikan suara.

Indonesia telah 8 kali terpilih menjadi Dewan Eksekutif UNESCO sejak bergabung menjadi anggota UNESCO pada tahun 1950. Dengan ini Indonesia memiliki kepercayaan penuh dari dunia Internasional melalui kepemimpinan Indonesia dalam upaya memajukan isu pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, juga komunikasi dan informasi pada tingkat global.

“Melanjutkan perjalanan ini, kami berkomitmen untuk mempersiapkan langkah dan strategi yang tepat guna memastikan partisipasi Indonesia akan memberikan dampak positif terhadap pemajuan bidang pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, komunikasi dan informasi,” ucap Itje Chodidjah.

Setelah menjadi anggota Dewan Eksekutif, Indonesia memiliki peran sangat penting, yang salah satu tugasnya adalah berpartisipasi aktif dalam merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan strategis terkait program dan juga kebijakan UNESCO.

Menjadi Dewan Eksekutif juga memiliki peran dalam mengawasi pelaksanaan program UNESCO dan juga memastikan penggunaan anggaran organisasi berjalan efisien dan efektif sesuai peraturan yang ada. Dewan Eksekutif juga memiliki tanggung jawab atas implementasi kebijakan yang telah disepakati oleh seluruh negara anggota UNESCO.

Dewan Eksekutif juga bisa disebut sebagai motor penggerak dalam memastikan UNESCO mencapai tujuan dan visinya untuk membangun perdamaian dalam bidang pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, juga komunikasi dan informasi.

Dengan terpilihnya lagi Indonesia menjadi anggota Dewan Eksekutif itu menggambarkan bahwa Indonesia memiliki Komitmen untuk memimpin inisiatif global demi perubahan yang positif.

Muhammad Oemar yang merupakan Delegasi Tetap RI untuk UNESCO dan juga menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Prancis, Andorra, Monako, dan United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengucapkan terima kasih atas dukungan dari negara-negara anggota UNESCO.

“Indonesia berkomitmen untuk terlibat aktif dan bekerja sama dengan negara-negara anggota lainnya untuk memastikan kemajuan dan keberlanjutan dalam berbagai bidang yang menjadi fokus UNESCO. Misi UNESCO, yang sangat penting dalam mendorong perdamaian global dan kesejahteraan umat manusia, diakui sebagai tonggak berharga oleh Indonesia. Kami sangat menghargai prinsip-prinsip pluralisme, multilateralisme, dan kerja sama internasional; yang menjadi kunci keberhasilan dalam menjawab tantangan dunia termasuk meraih tujuan Agenda Pembangunan Berkelanjutan di seluruh area kompetensi yang menjadi mandat UNESCO”, ucap Oemar.

Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar ke tiga di dunia dan termasuk salah satu negara yang paling beragam, komitmen Indonesia untuk memajukan perdamaian dan juga pembangunan di seluruh dunia mencerminkan sikap proaktif yang berpusat pada persatuan, saling menghormati, dan juga harmoni. Komitmen ini menjadi salah satu poin penting dalam kontribusi Indonesia untuk mencapai tujuan bersama dalam kerangka UNESCO.

Dewan Eksekutif merupakan salah satu dari tiga governing bodies  atau badan pengatur UNESCO setelah Sidang Umum dan Sekretariat UNESCO. Dewan Eksekutif terdiri dari 58 negara anggota dan 6 kelompok regional yang bekerja dibawah wewenang Sidang Umum UNESCO.

Ini adalah Eksekutif yang terpilih dari masing-masing kelompok Regional yaitu:

  • Group I: Italia, Spanyol, Prancis, Britania Raya dan Irlandia Utara, Jerman, Amerika Serikat
  • Group II: Serbia, Albania, Slovakia, Ceko
  • Group III: Brazil, Kuba, Republik Dominika, Argentina
  • Group IV: Pakistan, Indonesia, Bangladesh, Sri Lanka, Republik Korea, Australia
  • Group V (a): Mauritius, Nigeria, Mozambique, Pantai Gading, Gabon, Burkina Faso, Liberia
  • Group V (b): Qatar, Arab Saudi, Oman, Irak

Semoga Indonesia semakin mampu menunjukkan peran dan kontribusi untuk kesejahteraan dan kemajuan umat manusia.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News