GEMPITA Merdeka: Indonesia Fair 2025, sebuah perayaan budaya dan ekonomi terbesar Indonesia di Tiongkok dipadati lebih dari 6.000 pengunjung. Festival ini bukan sekadar pesta rakyat, melainkan juga menjadi simbol persahabatan lintas bangsa yang berakar kuat dalam sejarah panjang hubungan Indonesia–Tiongkok.
Momentum kali ini terasa istimewa. Tahun 2025 menandai 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok. Sejak pagi hari, perayaan diawali dengan upacara bendera yang khidmat, diikuti ratusan WNI, diaspora, pelajar, mahasiswa, serta seluruh staf KBRI. Paskibraka yang terdiri dari mahasiswa Indonesia di Beijing menambah kesakralan jalannya upacara.
Begitu bendera Merah Putih diturunkan, suasana langsung berganti semarak. Festival menghadirkan kuliner Nusantara, musik, hingga promosi produk unggulan, mempertemukan masyarakat Indonesia dan Tiongkok dalam suasana penuh keakraban.
“Indonesia dan Tiongkok adalah Mitra Strategis Komprehensif. Persahabatan rakyat kedua negara telah terjalin sejak pedagang dan pelaut bertemu di jalur rempah berabad-abad lalu. Hari ini semangat itu hidup kembali, ketika masyarakat berbaur merayakan kebersamaan dengan penuh sukacita,” ujar Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun.
Beragam sajian khas Indonesia seperti sate, cilok, jajanan pasar, dan kopi Nusantara menjadi magnet bagi ribuan pengunjung. Stan produk ekspor seperti Indomie, Kopi Kapal Api, Mayora, hingga Sagolicious diserbu pengunjung.
Panggung hiburan semakin semarak lewat penampilan musisi Indonesia serta tarian tradisional yang juga dibawakan komunitas Tiongkok berbahasa Indonesia. Mahasiswa Papua, diaspora Indonesia, hingga Perhimpunan Persahabatan Indonesia–Tiongkok ikut menambah kemeriahan.
Selain budaya, festival ini juga membuka ruang kolaborasi ekonomi. BNI meluncurkan aplikasi BNI WONDR, layanan digital yang mempermudah transaksi lintas negara. Sementara BI dan People’s Bank of China menandatangani kesepakatan perluasan Local Currency Transaction (LCT) yang kini mencakup perdagangan hingga rekening modal. Langkah ini diyakini memperkuat ketahanan finansial sekaligus memperluas peluang bisnis bagi kedua negara.
Bagi masyarakat Tiongkok, Indonesia Fair adalah jendela untuk mengenal Indonesia lebih dekat: bukan hanya mitra dagang, tetapi juga bangsa dengan warisan budaya kaya dan peluang ekonomi menjanjikan.
Dubes Djauhari menegaskan, diplomasi terbaik tidak hanya lahir di ruang perundingan, tetapi juga dari interaksi tulus antarmasyarakat. “Momen sederhana seperti hari ini adalah wajah diplomasi sejati, persahabatan people-to-people, yang memberi manfaat bagi rakyat kedua bangsa.”
Digelar pertama kali pada 2023 pascapandemi, Indonesia Fair kini menjadi agenda tahunan yang selalu mencatat rekor baru. Tahun 2025 menegaskan bahwa kemerdekaan bukan hanya dirayakan, tetapi juga dihidupkan bersama—lewat budaya, kuliner, musik, teknologi, dan kerja sama yang membangun masa depan.
KOMENTAR ANDA