Peluncuran Gerakan Numerasi  Nasional oleh Mendikdasmen Abdul Mu'ti. (ANTARA)
Peluncuran Gerakan Numerasi Nasional oleh Mendikdasmen Abdul Mu'ti. (ANTARA)
KOMENTAR

KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan Gerakan Numerasi Nasional (GNN) sebagai ikhtiar besar untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak-anak Indonesia. Gerakan ini menjadi bagian dari strategi mencapai target skor Programme for International Student Assessment (PISA) yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menegaskan pentingnya langkah kolektif ini.

“Peluncuran Gerakan Numerasi Nasional merupakan usaha bersama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan numerasi anak-anak Indonesia. Kita semua memahami kemampuan numerasi anak-anak kita kalau diukur dari skor PISA memang masih jauh dari harapan kita. Karena itu, tujuan spesifik gerakan ini meningkatkan skor PISA,” ujarnya saat membuka acara di SDN Meruya Selatan 04 Pagi, Jakarta Barat, Selasa (19/8), dikutip dari ANTARA.

Menurut Abdul Mu’ti, numerasi bukan sekadar kemampuan berhitung, melainkan fondasi untuk mengembangkan berbagai cabang ilmu pengetahuan.

“Dalam hampir semua bidang ilmu memerlukan matematika, memerlukan keterampilan numerasi. Seringkali ada yang berpendapat numerasi hanya soal disiplin ilmu tertentu, khususnya ilmu-ilmu eksakta. Tapi kalau saya boleh menyebut, dalam konteks agama sekalipun, numerasi juga tidak dapat dilepaskan,” jelasnya.

Pernyataan ini menegaskan bahwa numerasi adalah keterampilan universal yang membekali generasi muda dengan kemampuan berpikir kritis, logis, dan terstruktur—modal penting dalam menghadapi tantangan abad 21.

Mendukung gerakan ini, Direktur Jenderal Guru Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (Dirjen GTKPG) Kemendikdasmen, Nunuk Suryani, menjelaskan bahwa GNN ditandai dengan peresmian Taman Numerasi di 140 sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA yang tersebar di 16 provinsi dan 13 desa.

Selain itu, berbagai program pendukung telah disiapkan, seperti siniar tematik berkala, pembekalan guru, hingga penerbitan buku numerasi bagi keluarga. Dengan demikian, gerakan ini tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi juga hadir di rumah dan desa-desa, menyapa seluruh anak bangsa.

Target skor PISA Indonesia dalam RPJMN 2025–2029 adalah 409 untuk membaca dan 419 untuk matematika. Angka ini menjadi pemacu semangat, bukan sekadar capaian, tetapi juga simbol kebangkitan literasi numerasi di Indonesia.

Gerakan Numerasi Nasional memberi pesan penting: kecerdasan bangsa lahir dari anak-anak yang melek angka, logis dalam berpikir, dan kritis dalam menalar. Jika seluruh lapisan masyarakat terlibat, bukan mustahil Indonesia akan berdiri sejajar dengan bangsa lain dalam capaian pendidikan dunia.




Maestro Ki Nartosabdo Diperjuangkan Jaya Suprana Jadi Pahlawan Nasional

Sebelumnya

BMKG: Waspadai Hujan Ringan hingga Petir di Sejumlah Wilayah Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News