Ilustrasi pasukan muslimin/Freepik
Ilustrasi pasukan muslimin/Freepik
KOMENTAR

PERANG dimulai dengan pertandingan dua ksatria yang dimenangkan secara gemilang oleh pahlawan Islam. Kemudian Perang Uhud berkecamuk dengan dahsyatnya. Kendati didukung oleh jumlah pasukan yang lebih besar, kaum musyrikin justru dibuat kalang-kabut.  

Sayed Ali Asgher Razwy pada buku Muhammad Rasulullah saw. (2004: 199) menceritakan, pasukan Makkah saat itu diiringi kaum perempuan yang membawa rebana-rebana mereka dan terus-menerus melontarkan cemoohan kepada kaum muslim. Keadaan tersebut diselingi Hindun, istri Abu Sufyan, yang saat itu memimpin paduan suara kaum wanita yang mengumandangkan syair-syair kejayaan dengan menari-nari mengelilingi berhala yang bertengger di punggung unta. 

Thalhah, pengusung bendera pasukan kaum Quraisy (sebuah posisi yang diwariskan secara turun-temurun), adalah prajurit Makkah pertama yang melontarkan tantangan. Bersamaan dengan saat ia melangkah keluar dari barisan pasukan Abu Sufyan, Ali bin Abi Thalib juga melangkah keluar dari barisan pasukan Nabi Muhammad. Kedua lelaki ini pun saling berhadapan di tengah ‘tanah tak bertuan’.

Tanpa banyak bicara, keduanya langsung terlibat perkelahian. Thalhah tak pernah memperoleh kesempatan. Pedang Ali berkelebat di pagi hari nan cerah itu dan kepala komandan Quraisy itu pun terlepas dan lehernya lalu menggelinding di atas pasir.

Allahu Akbar!” pekik Nabi Muhammad.

Pekikan itu kontan disambut gemuruh, “Allahu Akbar! Allahu Akbar!” yang disuarakan kaum muslim yang menyaksikannya dengan amat antusias.

Perang besar-besaran meletus di Uhud. Laskar berkuda Quraisy menyerbu kubu pasukan muslimin dari arah belakang. Tetapi dengan cerdiknya Rasulullah menyiagakan 50 pemanah di lerang Gunung Uhud. Pasukan berkuda Quraisy terhenti serangannya, karena selalu dihujani serbuan anak panah. Ketika pasukan berkuda musuh hendak menerobos, mereka kembali dihujani anak panah.

Taktik Nabi Muhammad ini membuat laskar muslimin lainnya dapat memukul musuh yang berjumlah lebih besar. Tanpa dukungan pasukan berkuda, jumlah banyak musyrikin Quraisy malah menjadi bulan-bulanan.

Abu Dujanah terjun ke medan laga dengan mengayunkan pedang milik Nabi. Siapapun musuh yang ada di hadapannya, bertumbangan oleh terjangan pedangnya. Abu Dujanah terus meringsek maju ke kubu musyrikin Quraisy tanpa rasa gentar. 

Tak berapa lama, Abu Dujanah menghentikan tebasan pedangnya. Apa yang terjadi? 

Ali Muhammad Ash-Shallabi pada Ketika Rasulullah Harus Berperang (2017: 184) menerangkan, Abu Dujanah berkata:

“Aku melihat seseorang yang memberikan semangat luar biasa kepada orang-orang itu. Lalu aku mendekatinya. Ketika aku bersiap-siap mengayunkan pedangku padanya, ternyata ia adalah seorang perempuan. Aku pun menghormati pedang Rasulullah ini untuk tidak membunuh perempuan dengannya.”

Ternyata, tebasan Abu Dujanah hampir memenggal leher Hindun binti Utbah. Tetapi Abu Dujanah membatalkannya, karena dia tidak mau pedang suci Nabi melukai wanita. Bahkan dalam peperangan pun Nabi Muhammad mengajarkan budi mulia kepada kaum muslimin.

Pasukan Quraisy dibuat kocar-kacir oleh dahsyatnya semangat jihad kaum muslimin. Taktik brilian Rasulullah mampu melumpuhkan kekuatan besar pasukan musyrikin.

Abu Sufyan bin Harb terlihat cemas melihat kekalahan yang sudah di pelupuk mata. Kondisi makin sulit setelah pemimpin Bani Abdud Dar hendak kabur dari peperangan. 

Dengan cepat Abu Sufyan mencegah, “Biasanya pasukan perang bergantung pada para pemimpinnya. Jika para pemimpin kalah, maka pasukan pun kalah. Sekarang terserah kalian, apakah kalian tetap ingin menjadi pemimpin atau melepaskan tanggung jawab. Jika kalian memilih tetap menjadi pemimpin, kami akan melindungi kalian.”

Pihak Quraisy berupaya menyusun kembali kekuatan pasukannya. Akan tetapi satu per satu pembawa bendera Quraisy menemui ajal mereka. Sebelas prajurit yang bergantian mengibarkan panji Quraisy bertumbangan silih berganti. Kondisi demikian membuat runtuh mental kaum musyrikin. Sementara pasukan muslimin terus menyerbu dengan penuh keberanian.(F)




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Sirah Nabawiyah