Kondisi RS Gaza pascaledakan bom (17/10)/AFP
Kondisi RS Gaza pascaledakan bom (17/10)/AFP
KOMENTAR

KEMENTERIAN Kesehatan yang dikelola Hamas melaporkan ledakan besar mengguncang sebuah rumah sakit di Kota Gaza yang penuh dengan orang-orang Palestina yang terluka dan lainnya yang mencari perlindungan pada Selasa (17/10).

Dalam ledakan yang menewaskan sedikitnya 500 orang tersebut, Hamas menyalahkan serangan udara Israel sementara militer Israel menyalahkan roket yang gagal ditembakkan oleh militan Palestina lainnya.

Ketika kemarahan menyebar di wilayah tersebut karena pembantaian di rumah sakit, dan dengan Presiden Joe Biden menuju ke Timur Tengah dengan harapan menghentikan penyebaran perang, Menteri Luar Negeri Yordania mengatakan negaranya membatalkan pertemuan puncak regional yang dijadwalkan pada hari Rabu di Amman, tempat Biden akan menghadiri pertemuan tersebut.

Pertemuan tersebut mengagendakan pertemuan Biden dengan Raja Yordania Abdullah II, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi.

Perang antara Israel dan Hamas mendorong kawasan ini ke jurang kehancuran, demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi kepada televisi pemerintah.

Dia mengatakan Yordania akan menjadi tuan rumah KTT hanya jika semua orang sepakat bahwa tujuannya adalah untuk “menghentikan perang, menghormati kemanusiaan rakyat Palestina, dan memberikan bantuan yang layak mereka terima.”

Presiden Biden sekarang hanya akan mengunjungi Israel, kata seorang pejabat Gedung Putih.

Ledakan di Rumah Sakit al-Ahli meninggalkan pemandangan yang mengerikan. Video yang dikonfirmasi oleh Associated Press berasal dari rumah sakit menunjukkan api melahap gedung dan halaman rumah sakit yang dipenuhi dengan mayat-mayat yang terkoyak, banyak dari mereka adalah anak-anak. Rerumputan di sekitar mereka dipenuhi selimut, ransel sekolah, dan barang-barang lainnya.

Pertumpahan darah terjadi ketika Amerika Serikat berusaha meyakinkan Israel untuk mengizinkan pengiriman pasokan kepada warga sipil yang putus asa. Diketahui bahwa kelompok bantuan dan rumah sakit di Jalur Gaza yang kecil telah dikepung sejak serangan mematikan Hamas di Israel selatan pekan lalu. Tak pelak, ratusan ribu orang semakin putus asa mencari roti dan air.

Hamas menyebut ledakan di rumah sakit pada hari Selasa sebagai pembantaian yang mengerikan” dan mengatakan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh serangan Israel.

Militer Israel menyalahkan Jihad Islam, kelompok militan Palestina yang lebih kecil dan radikal yang sering bekerja dengan Hamas. Militer mengatakan militan Jihad Islam telah menembakkan rentetan roket di dekat rumah sakit dan intelijen dari berbagai sumber mengindikasikan bahwa kelompok tersebut bertanggung jawab.

Dalam penjelasannya dengan wartawan, kepala juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pihak militer menetapkan tidak ada serangan angkatan udara, darat atau laut di daerah tersebut pada saat ledakan terjadi.

Dia mengatakan radar mendeteksi tembakan roket yang keluar pada saat yang sama, dan menyadap komunikasi antara kelompok militan yang mengindikasikan bahwa Jihad Islam menembakkan roket tersebut.

 

Hagari juga membagikan rekaman udara yang dikumpulkan oleh drone militer yang menunjukkan ledakan yang menurutnya tidak sesuai dengan persenjataan Israel. Dia mengatakan ledakan terjadi di tempat parkir gedung, dan dia mencatat jumlah korban tewas belum dapat dikonfirmasi.

Sejak perang dimulai, militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sekitar 450 roket yang ditembakkan ke Israel oleh kelompok militan telah mendarat di Gaza adalah membahayakan dan merugikan kehidupan warga Gaza.

Jihad Islam menolak klaim tersebut, dan menuduh Israel berusaha keras untuk menghindari tanggung jawab atas pembantaian brutal yang dilakukannya.

Kelompok ini menunjuk pada perintah Israel agar Al-Ahli dievakuasi dan pemboman sebelumnya terhadap kompleks rumah sakit sebagai bukti bahwa rumah sakit tersebut adalah target Israel. Dikatakan juga bahwa skala ledakan, sudut jatuhnya bom, dan tingkat kehancuran semuanya mengarah pada Israel.

Ratusan warga Palestina mengungsi di al-Ahli dan rumah sakit lain di Kota Gaza dalam beberapa hari terakhir, berharap mereka terhindar dari pemboman setelah Israel memerintahkan seluruh penduduk kota dan sekitarnya untuk mengungsi ke Jalur Gaza selatan.

Ambulans dan mobil pribadi membawa sekitar 350 korban ledakan al-Ahli ke rumah sakit utama di Kota Gaza, al-Shifa, yang sudah penuh dengan korban luka akibat serangan lainnya, kata direktur rumah sakit tersebut, Mohammed Abu Selmia.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News