Krisis listrik, Gaza hadapi bencana besar/BNN
Krisis listrik, Gaza hadapi bencana besar/BNN
KOMENTAR

PASCASERANGAN Israel ke ‘kantong-kantong’ Hamas, otoritas listrik Gaza mengatakan satu-satunya pembangkit listrik di daerah kantong yang diblokade itu akan kehabisan bahan bakar dalam beberapa jam.

Itu berarti, wilayah Palestina tidak akan memiliki aliran listrik setelah Israel memutus pasokan listrik sebagai pembalasan atas serangan baru-baru ini oleh Hamas, kelompok bersenjata yang menguasai Gaza.

Ketua Otoritas Energi Palestina Thafer Melhem mengatakan kepada radio Voice of Palestine pada hari Rabu (11/10) bahwa pembangkit listrik tersebut akan ditutup pada sore hari di Gaza, salah satu daerah terpadat di dunia yang menjadi tempat tinggal sekitar 2,3 juta orang.

“Kondisi tersebut membuat Jalur Gaza terancam gelap gulita, tidak mungkin menyediakan semua layanan dasar kehidupan yang bergantung pada listrik, dan tidak mungkin mengoperasikan generator mengingat blokade pasokan bahan bakar dari Gerbang Rafah,” demikian pernyataan yang dikeluarkan otoritas Gaza, Rabu (11/10).

“Situasi bencana ini menciptakan krisis kemanusiaan bagi seluruh penduduk Jalur Gaza,” lanjutnya.

Pernyataan tersebut menyebut pembalasan Israel sebagai kejahatan paling kotor terhadap warga sipil yang tidak berdaya. Otoritas Palestina menyerukan komunitas internasional untuk bergerak cepat menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembunuhan massal multibentuk ini.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Mai al-Kaila mengatakan bahwa stok bahan bakar untuk mengoperasikan generator di rumah sakit di Jalur Gaza akan habis besok, Kamis (12/10) yang akan memperburuk kondisi bencana di rumah sakit.

Seluruh jalur penyeberangan di Gaza ditutup, sehingga mustahil mendatangkan bahan bakar untuk pembangkit listrik atau generator yang sudah lama diandalkan oleh warga dan rumah sakit.

Israel memutus pasokan listrik ke Gaza pada hari Senin sebagai bagian dari apa yang mereka sebut sebagai “pengepungan total” sebagai tanggapan terhadap infiltrasi massal pejuang Hamas ke Israel selatan pada hari Sabtu (7/10).

Penelusuran Farah.id menunjukkan bahwa blokade Israel terhadap Jalur Gaza yang diduduki, dalam bentuknya yang sekarang, telah berlangsung sejak Juni 2007.

Israel mengontrol wilayah udara dan perairan teritorial Gaza, serta dua dari tiga titik perlintasan perbatasan; yang ketiga dikuasai oleh Mesir.

Pada hari Senin, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pihak berwenang akan memutus aliran listrik dan memblokir masuknya makanan dan bahan bakar sebagai bagian dari “pengepungan total” terhadap wilayah tersebut.

“Kami melakukan pengepungan total terhadap Gaza. Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada gas – semuanya ditutup,” kata Gallant dalam sebuah pernyataan video, seperti dilaporkan Al Jazeera pada Rabu (11/10).

Pada hari Selasa, Hussein al-Sheikh, Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mendesak masyarakat internasional untuk segera melakukan intervensi guna menghentikan agresi, mengizinkan masuknya bahan-bahan bantuan, dan memulihkan listrik dan air.

Ya, Jalur Gaza kini kembali menghadapi bencana kemanusiaan yang besar.




IISD Desak Presiden Jokowi Sahkan RPP Kesehatan: Optimalisasi Kesehatan Anak Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Sebelumnya

Israel Akan Datang ke Qatar untuk Melanjutkan Perundingan Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News