Lokasi makam Abu Jahal di Arab Saudi, sering tercium aroma tak sedap di sekitarnya/Net
Lokasi makam Abu Jahal di Arab Saudi, sering tercium aroma tak sedap di sekitarnya/Net
KOMENTAR

Abu Jahal balik bertanya, “Dengan apa Dia menghinakanku? Apakah aku menjadi hina karena kalian bunuh? Andai saja aku tidak dibunuh oleh seorang pembajak.” 

Abu Jahal setelah itu bertanya, “Siapa yang menang saat ini?” 

Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Allah dan rasul-Nya.” 

Setelah itu Abu Jahal berkata kepada Ibnu Mas’ud yang menginjak lehernya, “Sungguh, aku telah menapaki jalan menanjak yang sulit, wahai penggembala kambing!” 

Episode di atas cukup sebagai bukti betapa berbahayanya sosok Abu Jahal. Menjelang kematiannya, Abu Jahal masih saja sombong, lidahnya pun tetap tajam. Masih sempat-sempatnya dia menghina Abdullah bin Mas’du sebagai gembala kambing. Padahal, Abdullah bin Mas’ud sangat dihormati dengan keluasan ilmu agamanya.

Dia pun mati dalam kehinaan yang buruk. Abu Jahal mati bersama kesombongan yang bertakhta di hatinya. Kematian Abu Jahal menjadi kemenangan terbesar di Perang Badar, sebab dirinya adalah pemimpin terkemuka suku Quraisy. Abu Jahal pula yang memaksakan terjadi peperangan di Badar.

Kabar kematian Abu Jahal disambut suka cita umat Islam. Nabi Muhammad berkata, “Allahu akbar, segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya, menolong hamba-Nya, mengalahkan para sekutu musuh seorang diri.” 

Setelah itu beliau berkata, “Dia adalah Fir’aun umat ini.”




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Sirah Nabawiyah