Para owner, founder, dan CEO BAMED saat membuka cabang baru di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (7/9)/Net
Para owner, founder, dan CEO BAMED saat membuka cabang baru di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (7/9)/Net
KOMENTAR

SEJAK beroperasi pada 24 Agustus 2010, Klinik BAMED yang berada di bawah naungan PT bintang Ades Multimedika, telah melayani banyak masalah kesehatan masyarakat di sekitar. Klinik BAMED telah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan mengedepankan pelayanan kesehatan yang bermutu, ramah, nyaman, dan terjangkau.

Menandai peringatan 13 tahun melayani keluarga Indonesia, BAMED membuka klinik terbaru di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Tidak hanya membuka klinik baru, BAMED juga memperkenalkan layanan kesehatan terbaru yaitu Spesialis Gizi Klinik.

Dalam rangka menjalankan kampanye #MerajutKaryaUntukKeluargaIndonesia, BAMED menekankan pendekatan holistik yang bertumpu pada layanan komprehensif, teknologi terkini, serta sumber daya yang berpengalaman.

“Dengan dibukanya layanan baru Spesialis Gizi Klinik, Bamed ingin menghadirkan salah satu alternatif treatment bagi pasien yang ingin menurjnkan berat badan tanpa Tindakan operasi. Juga, membantu mewujudkan sehat yang diinginkan masyarakat sesuai kondisi dan kebutuhannya,”’ kata CMO BAMED, dr Adhimukti T Sampurna, ditemui di BAMED Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (7/9).

Dokter spesialis gizi BAMED, Maryam, SpGK menjelaskan, obesitas menjadi salah satu masakah kesehatan yang menyebabkan berbagai risiko penyakit kardiometabolik, seperti diabetes, hipertensi, dan serangan jantung. Oleh karena itu, masyarakat harus mulai sadar pentingnya memiliki berat badan ideal, salah satunya lewat body sculpting.

“Body sculpting dapat dilakukan dengan metode tanpa pembedahan, seperti alat radiofrekuensi, injeksi mesoterapi, cryolipolysis, dan HIFU. Tapi, tatalaksana itu membutuhkan pendampingan dari dokter spesialis gizi klinik, karena setiap pasien memiliki kondisi klinis dan kebutuhan yang berbeda,” ujar Maryam.

Tidak hanya soal gizi, BAMED juga fokus pada masalah gizi buruk dan stunting. Spesialis Anak dan Konselor Laktasi BAMED, dr Wahyu Kusuma Wardhani, SpA, MKes mengungkapkan, masyarakat seringkali salah mengartikan malnutrisi dengan gizi buruk. Padahal, malnutrisi juga meliputi gizi kurang, gangguan nutrisi.

“Orang tua sering kali mengartikan kenaikan berat badan berlebih pada anak dengan kesehatan anak. Obesitas seperti halnya gizi buruk, mempunyai efek samping yang sama buruk bagi penderitanya,” ucap Wahyu.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon