Memperbanyak ruang terbuka hijau dipercaya mampu menjadi salah satu solusi mengatasi buruknya kualitas udara di Jakarta/Net
Memperbanyak ruang terbuka hijau dipercaya mampu menjadi salah satu solusi mengatasi buruknya kualitas udara di Jakarta/Net
KOMENTAR

KUALITAS udara di kota-kota besar Indonesia kian memburuk. Minggu (13/8) kemarin, Jakarta kembali menduduki tempat teratas sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia. Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta pada hari itu, pukul 06.00 WIB, berada di angka 170 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5.

Sebenarnya, bukan Jakarta saja yang mengalami kondisi demikian. Beberapa kota besar di negara tetangga pun serupa. Namun, mereka memiliki cara jitu untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Sebut saja Seoul (Korea Selatan), Bogota (Kolombia), New York (Amerika Serikat) dan Paris (Prancis). Keempat negara tersebut sukses menghalau polusi udara dengan cara-cara terbaik mereka.

Seoul (Korea Selatan)

Ada beberapa langkah yang dilakukan Seoul untuk mengatasi polusi udara, yaitu:

  1. Mengandalkan robot-robot 5G yang bisa mengukur kualitas udara yang dipasang di kompleks-kompleks industri serta pabrik. Robot-robot tersebut akan berpatroli dan menganalisis kualitas udara secara rutin dan mengingatkan perusahaan dan pabrik ketika kualitas udaranya menurun.
  2. Memperbanyak ruang hijau. Pemerintah setempat berencana membuat wind path forest pertama di ibukota, dengan menanam pohon di sepanjang sungai dan jalan untuk mengaliskan air ke pusat kota. Hutan kota diharapkan dapat menyerap partikel polusi dan karbon, dan menghasilkan banyak oksigen berkualitas bagi warga.
  3. Menerapkan moda transportasi berkelanjutan, sehingga 80 persen mobilisasi warga menggunakan transportasi umum, berjalan kaki, dan bersepeda.
  4. Memaksa industri dan pabrik meninggalkan bahan bakar batu bara.

Bogota (Kolombia)

Bogota menerapkan kebijakan penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, terutama dalam moda transportasi. Pemerintah setempat juga menerapkan kebijakan standar emisi yang ketat, mengembangkan sistem komuter berdaya listrik, dan memperbaiki tata jalanan lalu lintas, serta membangun 550 kilometer jalur sepeda.

New York (Amerika Serikat)

Penelusuran Farah.id, pemerintah New York telah menggelontorkan dana sebesar 1,4 miliar dollar AS untuk menjalankan proyek energi terbarukan, termasuk membangun pembangkit lisrik tenaga surya dan lading angin.

Juha menerapkan biaya parkir dan penggunaan mobil pribadi yang sangat mahal. Setiap kendaraan yang melewati jalanan di daerah-daerah utama, seperti Manhattan, akan dikenakan biaya tambahan jika terjadi kemacetan. Dana yang terkumpul akan diinvestasikan kembali untuk mengembangkan transportasi umum.

Paris (Prancis)

Paris hanya mengizinkan kendaraan dengan bahan bakar hydrogen dan listrik dapat berkeliaran pada 2030. Mereka juga memerintahkan warganya untuk mengurangi pembakaran kayu dan mulai menggunakan pemanas listrik dan gas untuk meningkatkan suhu di musim dingin. Juga memperbaiki dan mengembangkan transportasi umum, memangkas sebagian jalan raya untuk ditanami pohon-pohon dan membangun jalur pejalan kaki.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menjelaskan, pemerintah sedang menggodok pajak pencemaran lingkungan. Terkait teknis pengenaan pajak tersebut, Siti mengaku tentang disiapkan.

“Saat ini, formulasi terkait pajak polusi itu masih disiapkan oleh Badan Riset dan Investasi Nasional (BRIN) dan Kemen LHK. Hanya memang perlu melakukan sosialisasi kepada uji public, karena menyangkut pajak. Agak lumayan juga soalnya angkanya,” kata Siti kepada awak media usai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (14/8).




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News