KOMENTAR

TIGA benua telah merasakan lonjakan suhu ekstrem.

Penyebabnya adalah gelombang panas dan kebakaran hutan yang menghanguskan belahan bumi utara.

Otoritas kesehatan telah membunyikan alarm dari Amerika Utara hingga Eropa dan Asia, mendesak masyarakat untuk tetap terhidrasi dan berlindung dari terik matahari. Inilah bukti nyata tentang efek pemanasan global yang sudah tidak bisa dihindari.

Death Valley di California, sering kali menjadi salah satu tempat terpanas di Bumi, mencapai rekor mendekati 53,3 Celcius (128 Fahrenheit) pada Minggu (16/7/2023) sore.

Di dekat Athena, Yunani, kebakaran hutan berkobar dalam angin kencang di kota pantai populer Loutraki. Wali kota meminta anak-anak dievakuasi dari kamp liburan mereka.

“Kami telah menyelamatkan 1.200 anak yang berada di kamp liburan,” kata Walikota Giorgos Gkionis, Senin (17/7/2023).

Eropa, benua dengan pemanasan tercepat di dunia, sedang bersiap untuk suhu terpanasnya di pulau Sisilia dan Sardinia Italia, di mana diperkirakan mencapai 48C (118F), menurut Badan Antariksa Eropa. PBB pada Rabu lalu memvalidasi rekor panas Eropa sebesar 48,8C (119,8F) yang sebelumnya ditetapkan di Sisilia pada tahun 2021.

“Cuaca ekstrem – kejadian yang semakin sering terjadi dalam iklim pemanasan kita – berdampak besar pada kesehatan manusia, ekosistem, ekonomi, pertanian, energi, dan persediaan air. Ini menunjukkan kian mendesaknya pengurangan emisi gas rumah kaca secepat dan seefektif mungkin,” kata Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Petteri Taalas.

Jika Juni sudah menjadi yang terpanas di dunia, Juli diprediksi bakal lebih panas lagi.

“Ada peringatan gelombang panas yang membentang dari Hungaria ke negara-negara Balkan melalui Italia dan kembali ke Spanyol tengah, setidaknya selama beberapa hari, ”kata presenter cuaca senior Al Jazeera Rob McElwee.

China melaporkan ketinggian baru untuk pertengahan Juli di barat laut negara itu, di mana suhu mencapai 52,2C (126F) di desa Sanbao di wilayah Xinjiang, memecahkan ketinggian sebelumnya 50,6C (123F) yang ditetapkan enam tahun lalu.

Di bagian utara pulau yang dikuasai Turki, panas matahari disebut membuat kepala terasa terbakar.

Sementara di Jepang, peringatan sengatan panas dikeluarkan di 32 dari 47 prefektur negara itu, terutama di wilayah tengah dan barat daya. Sedikitnya 60 orang di Jepang dirawat karena sengatan panas, lapor media lokal, termasuk 51 orang yang dibawa ke rumah sakit di Tokyo.

Seperti di Jepang, negara bagian barat dan selatan di Amerika Serikat – tempat yang terbiasa dengan suhu tinggi – lebih dari 80 juta orang berada di bawah pengawasan karena gelombang panas yang ‘memanggang’ wilayah tersebut. Reno, Nevada mencapai rekor baru 42C (107F).

Di Arizona, ibu kota negara bagian Phoenix mencatat hari ke-17 berturut-turut di atas 43C (109F), saat suhu mencapai (45C) 113F pada Minggu sore.

Di Eropa, orang Italia diperingatkan untuk bersiap menghadapi gelombang panas paling intens di musim panas dan juga salah satu yang paling intens sepanjang masa. Kementerian Kesehatan mengeluarkan peringatan merah untuk 16 kota termasuk Roma, Bologna, dan Florence.

Suhu akan mencapai 42C-43C (107F-109F) di Roma pada hari Selasa, memecahkan rekor 40.5C (104.9F) yang ditetapkan pada Agustus 2007. Namun demikian, pengunjung memadati hot spot wisata seperti Colosseum dan Vatikan.

Di wilayah lain, ahli meteorologi Spanyol juga memperingatkan suhu tinggi yang tidak normal pada hari Senin, termasuk hingga 44C (111F) di wilayah Andalusia selatan yang akan menjadi rekor regional baru.

Namun selain panas, sebagian Asia juga diguyur hujan deras.

Presiden Korea Selatan pada Senin 917/7/2023) untuk merombak total pendekatan negara itu terhadap cuaca ekstrem, setelah setidaknya 40 orang tewas dalam banjir dan tanah longsor baru-baru ini selama musim hujan, yang diperkirakan akan berlanjut hingga Rabu (19/7/2023), seperti dilaporkan Al Jazeera.




Miliki Lebih dari 68 Dapur Umum, World Central Kitchen Kembali Beroperasi di Gaza PascaSerangan Israel yang Membunuh 7 Pekerja

Sebelumnya

Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News