ilustrasi/net
ilustrasi/net
KOMENTAR

JELANG hari Raya kurban atau Hari Raya Idul Adha harga emas batangan PT Aneka Tambang (ANTAM) turun atau melemah Rp1.000 menjadi dilevel Rp1.047.000 per gram perdagangan hari ini, Sabtu (24/06).

Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada pekan ini seiring dengan penurunan harga emas global lho!

Dikutip dari logammulia.com, cetakan emas terkecil yakni 0,5 gram, berada di level Rp 573.000. Sedangkan, untuk satuan 5 gram, dihargai Rp 5.010.000, dan 10 gram Rp 9.965.000.

Begitupun sebaliknya, buyback atau harga yang didapat jika pemilik emas ingin menjual emas batangannya, turun Rp 1.000 di level Rp 927.000 per gram.

Sedangkan untuk harga emas 50 gram dijual sebesar Rp 49.495.000. Sementara untuk ukuran emas yang terbesar, yakni 500 gram dan 1.000 gram masing-masing dibanderol sebesar Rp 493.820.000 dan Rp 987.600.000.

Untuk diketahui, harga emas ini berlaku di Jakarta. Sesuai dengan PMK No. 34/PMK 10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9%. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45%, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi.

Emas 0,5 gram: Rp 573,500
Emas 1 gram: Rp 1.047.000  
Emas 2 gram: Rp 2.034.000     
Emas 3 gram: Rp 3.026.000
Emas 5 gram: Rp 5.010.000
Emas 10 gram: Rp 9.965.000
Emas 25 gram: Rp 24.787.000
Emas 50 gram: Rp 49,495.000
Emas 100 gram: Rp 98.912.000 
Emas 250 gram: Rp 247.015.000 
Emas 500 gram: Rp 493.820.000
Emas 1.000 gram: Rp 987.600.000.

Sedikit informasi nih buat Sahabat FARAH.ID, logam Mulia Antam menjual emas dan perak batangan dalam beberapa ukuran berat (misalnya 1 gram, 2 gram, dan 500 gram).

Biasanya harga per gram emas Antam akan berbeda tergantung berat batangnya. 

Perbedaan ini terjadi karena ada biaya tambahan untuk pencetakan, sehingga harga per gram emas Antam batang kecil lebih mahal dari batang yang lebih besar.

 Harga yang ada di sini adalah harga per gram emas batang 1 kilogram yang biasa dijadikan patokan pelaku bisnis emas. 

 




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News