Mickey Mouse, Goofy, dan Donald Duck ikut menari-nari di langit Fanoe, Denmark, dalam Festival Layang-Layang Internasional, 13 hingga 16 Juni 2023/Net
Mickey Mouse, Goofy, dan Donald Duck ikut menari-nari di langit Fanoe, Denmark, dalam Festival Layang-Layang Internasional, 13 hingga 16 Juni 2023/Net
KOMENTAR

HARI Layang-Layang Internasional jatuh pada 14 Januari dan dirayakan setiap tahun. Pada peringatan tahun ini, Hari Layang-Layang Internasional dirayakan dengan Festival Layang-Layang di India.

Tetapi tidak hanya pada 14 Januari, Denmark juga menyelenggarakan Festival Layang-Layang Internasional yang digelar di Fanoe, Denmark, sejak 13 hingga 16 Juni 2023.

Fanoe adalah sebuah pulau kecil di lepas pantai barat Denmark. Ada lebih dari 20.000 layang-layang berwarna-warni menandai gelarang China to Fanoe Culture Week.

Tampak di langit Fanoe, naga China sepanjang 20 meter menari secara harmonis, diiringi Mickey Mouse dan Goofy serta burung-burung yang sesekali bergabung.

Cuaca Fanoe yang unik, yang dicirikan oleh angin kencang dan stabil dari Laut utara, semakin mempercantik lenggak-lenggok layang-layang tradisional China tersebut. Tidak hanya itu, angin Fanoe membuat semangat lebih dari 5000 penerbang layang-layang yang mengikuti festival.

Ada beberapa hal yang dijadikan penilaian, yaitu kesenian dan keahlian layang-layang tradisional China dan ketepatan serta kontrol aerobatik untuk menggerakkannya.

“Hanya sedikit orang yang punya kesempatan untuk pergi ke China. Tapi sekarang, kami memiliki 25 master layang-layang China, sehingga lebih banyak orang dapat menonton mereka dari dekat dan melihat karya bambu yang sangat indah,” kata Andreas Aagren, penggemar layang-layang berpengalaman dari Swedia, mengutip Global Times, Jumat (16/6).

Pekan Budaya China di Fanoe ini juga mencakup kegiatan lain yang memungkinkan untuk meraih apresiasi lebih terhadap budaya China dan ilatan budaya.

“Koneksi semacam ini dapat ditemui di seluruh warisan budaya kita. Juga mudah menemukan kesejajaran antara kapal dan layang-layang, keduanya besar, berwarna-warni, dan bergantung pada angin,” kata Walikota Fanoe, Frank Jensen, saat membuka festival.

Minat warga Denmark yang sangat tinggi terhadap layang-layang ini ditunjukkan dengan menghadirkan kerajinan kuno membuat layang-layang dari bambu, serta seni manuver layang-layang dalam jumlah yang sangat besar.

Tidak hanya di pantai, festival juga difokuskan di Museum Seni Fanoe yang memamerkan sejumlah artefak abad ke-18 dari koleksi Museum Nasional Denmark.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon