Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

ALLAH berfirman dalam surat al-Ahzab ayat 56, yang artinya:

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Allah dan para malaikat bershalawat pada Nabi Muhammad Saw. Sungguh hal yang terlalu jika kita, sebagai umatnya dan mengharapkan syafaatnya, justru tidak bershalawat. Kita akan tergolong manusia kikir bila mendengar nama Nabi Muhammad disebut tapi tidak bershalawat kepadanya.

Imam an-Nawawi dalam buku Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 3 (2023: 97-98) menjelaskan: 

Dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Manusia yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak membaca shalawat untukku.” (HR. at-Tirmidzi) 

Begitu tingginya kedudukan orang di hari kiamat jika ia banyak bershalawat.

Anjuran untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad saw. merupakan sebuah tuntunan dalam agama Islam. Dengan memperbanyak shalawat, kita mengekspresikan rasa cinta, penghormatan, dan pengagungan kepada Rasulullah Saw. 

Membaca shalawat Nabi Muhammad Saw memiliki banyak manfaat, di antaranya mendekatkan diri kepada beliau, mendapatkan pahala besar, mendapatkan syafaat di akhirat, membersihkan hati, dan mendatangkan berkah serta rahmat.

Oleh karena itu, disarankan kepada umat Islam untuk secara rutin dan berkelanjutan memperbanyak shalawat. Dengan demikian, kita dapat meningkatkan kedekatan spiritual dengan beliau, mendapatkan berkah, dan memperoleh tempat yang tinggi di hadapan Allah Swt di hari kiamat.

M. Ramli Husein Khalil pada buku 33 Shalawat (2009: 92) menyebutkan:

Shalawat kepada Nabi Muhammad merupakan satu bentuk dari sekian bentuk penghormatan dan pengagungan. Shalawat merupakan unsur utama dalam mengikat manusia dalam makna spiritual yang terkandung di dalamnya, yang bisa mengantarkan seseorang kepada keseimbangan jiwa. 

Shalawat tidak hanya sekadar doa atau ucapan, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam, yang mampu menghubungkan manusia dengan kedamaian jiwa.

Dalam memperbanyak shalawat, kita tidak hanya mengungkapkan rasa cinta dan rindu kepada Nabi Muhammad Saw, tetapi juga mengakui dan menghargai kebesaran beliau sebagai utusan Allah Swt.

Dengan melantunkan shalawat, kita membangun hubungan yang erat dengan Nabi Muhammad Saw dan mengambil teladan dari akhlak dan perjuangan beliau. Shalawat juga menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan jiwa, mengatasi kegelisahan, dan mendapatkan ketenangan dalam hidup.

Shalawat memiliki kekuatan yang luar biasa dalam memperbaiki hubungan kita dengan Allah Swt dan menyucikan hati dari kegelapan. Ia adalah jalan yang membawa kita lebih dekat kepada Allah Swt dan mengikat kita dengan warisan spiritual yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad Saw.

Pada buku yang sama dicantumkan banyak sekali keutamaan bershalawat, di antaranya orang yang banyak shalawat paling dekat posisinya dengan Rasul, shalawat menjadi petunjuk jalan menuju surga, shalawat menghapus kejelekan diri dan mengangkat derajat.

Guna meraih limpahan manfaat tersebut, ada baiknya kita bershalawat dengan menerapkan cara-cara yang efektif:

Pertama, bershalawat dengan mengikuti petunjuk yang benar, yaitu bershalawat pada Nabi Muhammad dan keluarganya. Kita perlu melaksanakan shalawat secara benar dalam membaca dan berpegang pada kaidah-kaidah yang sah.

Kedua, bershalawat dengan jiwa bersih dan sepenuh cinta. Sangat layak kita mencintai Nabi Muhammad yang bergelar habibullah atau kekasih Allah. Shalawat cinta ini akan menciptakan hubungan batin kita dengan Rasulullah. Energi shalawat itu kelak akan memancarkan cahaya suci, hingga di akhirat Nabi Muhammad dengan mudah mengenali kita sebagai umatnya yang berhak mendapatkan syafaat.

Ketiga, bershalawat sambal mendalami sirah (riwayat hidup) Nabi Muhammad. Sehingga saat membaca shalawat, hati kita juga meresapi keagungan budi pekertinya. Kehadiran cinta terhadap Rasul juga punya jalan tersendiri, salah satunya mendalami kisah hidupnya yang penuh keagungan. Shalawat yang disokong pengetahuan dan keyakinan atas kepribadian luhurnya akan terasa lebih dahsyat pengaruhnya.

Keempat, bershalawat seraya mengamalkan kepribadian luhur Rasulullah. Shalawat merupakan bentuk pengagungan atas akhlaknya yang terpuji. Apa gunanya kita rajin memuji, namun pujian itu tidak dibarengi peningkatan kualitas diri sendiri dengan meneladani sosok agung tersebut. 

Kelima, bershalawat bukan untuk diri sendiri tapi juga menyebarkan amalan baik ini pada pihak-pihak lain. Tradisi bershalawat dalam lingkungan sosial akan menyebarkan energi positif pada masyarakat umum, sehingga terciptalah tatanan umat yang mencintai dan dicintai Rasul, serta mereka pun konsisten dalam mengamalkan semangat shalawat.

Banyak orang lancar bershalawat, tapi belum semuanya yang berhasil meraih manfaat dari energi shalawat, belum seluruhnya sukses menikmati shalawat cinta sebagai puncak keindahan menjadi umat Nabi Muhammad. 

Bershalawat memang ibadah yang bernilai pahala. Melalui cara-cara yang efektif, kita juga bisa meraup banyak manfaatnya. Shallu 'ala Nabiy....!




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur