Konferensi Pers Jazz Gunung Bromo 2023/Dok. Kemenparekraf
Konferensi Pers Jazz Gunung Bromo 2023/Dok. Kemenparekraf
KOMENTAR

KEMENPAREKRAF RI mendukung penuh pelaksanaan acara musik dan budaya Jazz Gunung Bromo 2023 yang siap digelar pada 21-22 Juli 2023 di amfiteater Jiwa Jawa Resort, Probollinggo, Jawa Timur.

Acara Jazz Gunung Bromo 2023 akan menghadirkan para musisi jazz dari dalam negeri maupun mancanegara. Tercatat nama musisi legendaris seperti Ermy Kullit, Atiek CB, Mus Mudjiono, dan Margie Segers juga para musisi muda di antaranya Ardhito Pramono, Yura Yunita, Denny Caknan, Daniel Dyonisius, dan Salma Indonesian Idol. Ada pula kolaborasi Ring of Fire Project & Blue Fire Project by Bintang Indrianto dengan penampilan istimewa yang hanya bisa disaksikan di Jazz Gunung Bromo.

“Saya sangat mengapresiasi acara Jazz Gunung Bromo, yang menjadi salah satu bagian terpenting dalam kalender musik Indonesia dan kalender parekraf kita,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam konferensi pers Jazz Gunung Bromo 2023 di Institut Francais Indonesia, Jakarta (13/6/2023).

Dalam konferensi pers, hadir sejumlah narasumber di antaranya penggagas Jazz Gunung Bromo Butet Kartaredjasa dan Sigit Pramono, Atase Kebudayaan Prancis IFI Charlotte Esnou, Kurator Jazz Gunung Bintang Indrianto, dan perwakilan Penampil Jazz Gunung Bromo 2023 Mus Mujiono, Daniel Dyonisius, dan Margie Segers.

Menparekraf mengajak masyarakat Indonesia untuk memeriahkan event tersebut, terlebih lagi Jazz Gunung Bromo tak hanya menampilkan musik tapi juga budaya masyarakat sekitar.

Menteri Sandiaga mengajak masyarakat untuk ‘healing’ dengan menikmati musik jazz sekaligus refreshing dengan mendukung sektor pariwisata. Ia memberikan rekomendasi desa wisata yang bisa dikunjungi wisatawan sebelum atau sesudah menyaksikan Jazz Gunung Bromo yaitu Desa Wisata Edelweiss Wonokitri yang masuk 75 besar desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Acara musik ini ditargetkan menarik 5.500 penonton dan berpotensi menciptakan perputaran ekonomi di angka Rp10 miliar – Rp15 miliar. Dengan demikian, acara ini terasa dampaknya untuk perekonomian masyarakat setempat.

Menurut Sigit Pramono, Jazz Gunung telah konsisten berjalan selama 15 tahun, digelar di amfiteater yang sangat indah, mengusung nuansa etnis Nusantara dalam musiknya, dan yang paling membedakan dari konser musik lainnya adalah digelar di ketinggian 2.000 mdpl.

Untuk mendukung kebangkitan ekonomi kreatif, pantia menggelar pembukaan Rumah Batik Afifah, Rumah Dokumentasi Batik Batang dan Pesisiran, menghadirkan pasar batik dan bursa batik nusantara, juga acara Belajar Batik Bersama Pak Dudung. Jazz Gunung Bromo 2023 juga melibatkan 515 pelaku UMKM lokal.

Untuk informasi lebih lengkap, masyarakat bisa mengakses http://jazzgunung.com/jazz-gunung-bromo.




Kelompok Pro-Israel Serang Demonstran Pro-Palestina, Bentrokan Terjadi di Kampus UCLA

Sebelumnya

Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News