Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

MEMBELA Islam adalah kewajiban semua Muslim. Seperti halnya Sumayyah binti Khayyat, perempuan pertama yang rela wafat karena membela agamanya. Ia mati syahid setelah memperjuangkan apa yang menjadi keyakinannya.

Sumayyah adalah perempuan kedua yang memeluk agama Islam, setelah Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi Muhammad Saw. Ia adalah seorang budak dari Abu Hudzaifah bin Al-Mudhirar Al-Makhsumi.

Endah Suci Astuti dalam bukunya Wanita-Wanita Penghuni Surga menjelaskan Setelah putra pertama Sumayyah lahir, bernama Ammar bin Yasir, ia kemudian dimerdekakan. Dan ketika Abu Hudzaifah wafat, keluarganya mendapat perlindungan dari Bani Makhzum.

Sumayyah dikenal sebagai budak yang berani dan termasuk dalam tujuh sahabat pertama yang memeluk Islan, bersama Abu Bakar As-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ammar bin Yasir, dan Bilal bin Rabah.

Abu Hudzaifah sangat mengagumi Sumayyah dan kemudian menikahkannya dengan Yasir, karena menaruh rasa sayang padanya. Kemudian, lahirlah Ammar, Abdullah, dan Harits. Sayangnya, Harits dikabarkan telah meninggal dunia sebelum kedatangan ajaran Islam.

Di awal pengangkatan Nabi Muhammad Saw menjadi rasul, Sumayyah beserta keluarga perlahan-lahan mulai mengikuti ajaran Nabi. Di sinilah permasalahan dimulai. Kaum kafir Quraisy mengganggu dakwah dan penyebaran agama Islam oleh Rasulullah Saw.

Saat itu, paman Nabi, Abu Thalib, adalah orang yang sangat disegani oleh bangsa Quraisy, sehingga mereka tidak berani mencelakakan Rasulullah secara langsung. Beliau juga mendapat perlindungan penuh dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang memiliki kekuasaan.

Hanya saja, gangguan kepada orang-orang terdekat Rasulullah Saw, sangat tidak bisa dimaklumkan. Kaum kafir Quraisy menyerang keluarga-keluarga kecil dan lemah sebagai terror dan peringatan kepada Nabi.

Salah satunya kepada keluarga Sumayyah. Kaum Quraisy yang dipimpin Abu Jahal, menyeret keluarga Sumayyah ke padang pasir di tengah hari, kemudian mengenakannya baju besi. Mereka disiksa selama berhari-hari oleh Abu Jahal.

Kala itu, Nabi Muhammad tidak berdaya untuk menyelamatkan keluarga Sumayyah. Ia hanya bisa menghibur dan berdoa, juga bersabda: “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, karena tujuan kalian adalah surga.” (HR Al-Hakim)

Akhirnya, Yasir dan Sumayyah wafat dalam siksaan pedih dari Abu Jahal. Keduanya mati syahid, karena mempertahankan keyakinannya.

Ammar sungguh berduka atas meninggalnya kedua orang tua. Namun ia yakin, apa yang dipilih kedua orang tuanya adalah hal yang baik. Hingga Rasulullah Saw memberikannya panggilan Ibnu Sumayyah, sebagai bentuk penghormatan kepada ibunya.

Begitulah Sumayyah menjadi teladan dan inspirasi bagi umat Muslim. Keteladanan dan keimanannya tidak lagi diragukan.




Ana Khairun Minhu

Sebelumnya

Hubbu Syahwat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur