Ilustrasi Madinah/Net
Ilustrasi Madinah/Net
KOMENTAR

Penduduk Yatsrib pun sudah teramat menderita oleh permusuhan yang berkelanjutan. Mereka ingin berdamai tetapi tidak tahu caranya. Mereka ingin menghentikan perang, tapi Yahudi terus mengipas-ngipas bara permusuhan.

Baik Aus dan Khazraj menyadari peperangan lambat laun akan membuat mereka lenyap dari Yatsrib. Namun, mereka tidak kunjung menemukan sosok yang tepat untuk diberi amanah pemimpin, dan dapat mendamaikan situasi di Yatsrib. Kini harapan nyata itu ada di depan mata mereka, terpatri kepada sosok mulia Nabi Muhammad saw. 

Ada enam peziarah Yatsrib yang ketika itu langsung menyatakan keislaman, yakni As’ad bin Zurarah, Auf bin Harits, Rafi bin Malik, Quthbah bin Amir, Uqbah bin Amir, dan Jabir bin Abdullah.

Ikrar keislaman mereka disertai dengan dua janji yang memengaruhi sejarah Islam: Pertama, mereka berjanji menyebarkan dakwah Islam sepulangnya ke Yatsrib, dan kedua, mereka berjanji kembali berjumpa Rasulullah pada musim haji tahun depan.

Demikianlah gerbang kejayaan Islam itu mulai terbuka, melalui orang-orang Yatsrib yang menunjukkan komitmen besar. Orang-orang Yatsrib berpacu dengan waktu merangkul Nabi Muhammad, harus lebih cepat mendahului gerak kaum Yahudi.

Di benak mereka, Nabi Muhammad adalah sang pendamai yang membawa cahaya Ilahi.  Sang Nabi pun sudah mereka kukuhkan untuk didaulat sebagai pemimpin yang membawa harapan.




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Sirah Nabawiyah