Diskusi panel dalam WCHSS/ Dok. Humas Universitas Binawan
Diskusi panel dalam WCHSS/ Dok. Humas Universitas Binawan
KOMENTAR

MELALUI kolaborasi Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi, Keperawatan, Bisnis, dan Ilmu Sosial, Universitas Binawan menyelenggarakan konferensi internasional “The 1st World Conference on Health and Social Science (WCHSS)” di Jakarta pada 28-29 Oktober 2022.

Rangkaian acara yang didukung oleh sejumlah pakar terkemuka bidang kesehatan dan sains di dunia ini menjadi langkah awal Universitas Binawan untuk go international.

Konferensi dibuka dengan keynote speech dari Prof. Dr.Ir M. Faiz Syuaib, MAgr., IPU (Kemendikbudristek RI), Prof. Jengchung Victor Chen (National Chneg Kung University, Taiwan), Prof. Vidhya Venugopal (Sri Ramachandra Institute of Higher Education and Research, India ), dan Prof. Dr. Ikenna Ebuenyi (University of Pittsburgh, United States of America) memberikan nuansa keilmuan yang kental di bidang kesehatan dan bisnis.

WCHSS yang bertema “Health, Business, and Work in a Post Pandemic” ini diselenggarakan secara hybrid di auditorium lantai 4 dan aula Universitas Binawan serta dapat diikuti secara virtual untuk menjangkau peserta dan presenter dari dalam dan luar negeri.

Acara ini merupakan forum ilmiah yang membahas perubahan-perubahan yang terjadi setelah masa Pandemi baik dari segi kesehatan maupun sosial ekonomi secara global.

“Perubahan tersebut berdampak pada kondisi kerja yang tidak lagi sama,” papar Chairman WCHSS Dr. Anna Suraya, MKK, SpOk (K), Ph.D.

Konferensi internasional ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Ir Illah Sailah, MS. (Rektor Universitas Binawan), Farouk Abdullah Awyni, MA, MBA, ACSI, CDIF (Wakil Rektor Universitas Binawan Bidang Sumber Daya dan Tata Kelola), dan Prof. Henny Suzana Mediani, PhD. (Wakil Rektor Universitas Binawan Bidang Akademik dan Kerjasama).

Konferensi internasional ini melibatkan 64 pembicara serta 450 mahasiswa, dosen, dan praktisi dari dalam dan luar negeri yang berasal dari 15 universitas di seluruh dunia berpartisipasi sebagai peserta WCHSS.

Para partisipan dapat mengikuti pemaparan lebih dari 85 judul penelitian baik yang dipresentasikan secara langsung maupun melalui poster dan banner yang berada di lokasi konferensi.

Konferensi ini juga menjadi ajang bagi peneliti pemula untuk mempresentasikan karya ilmiahnya dan bertemu dengan pakar yang dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman di masa mendatang.

Dr. Anna juga memaparkan bahwa jarak tidak lagi menjadi penghambat dalam menjamah ilmu pengetahuan di luar negeri. Melalui konferensi intenasional ini, mahasiswa juga dapat mengasah kemampuan berbahasa Inggris dalam mempresentasikan hasil penelitian mereka.

Selain paparan kunci mengenai "Effect of Climate Change in Health and Work in A Post Pandemic World”, "Mental Health at Work in A Post Pandemic World", dan “What Drives User Engagement Behavior in A Corporate SNS Account: The Role of Instagram Features", diskusi panel juga membahas pro dan kontra dalam pelaksanaan Work From Home dan Work From Office.

Diskusi panel yang dipandu Dr. Minha Rajput Ray ini diikuti oleh para ahli dari lebih 20 negara, di antaranya USA, UK, Maroko, Zimbabwe, Australia, Jamaica, Afrika Selatan, dan bahkan dari Ukraina.

Peserta dengan presentasi terbaik mendapatkan award yang diberikan pada akhir acara. Selain itu, manuskrip-manuskrip pilihan juga akan dipublikasikan di proceedings Atlantis yang tergabung dalam grup Elsevier yang telah berpengalaman dalam menerbitkan jurnal internasional terindeks.

Sinergi pemikiran pakar kesehatan dan sosial untuk solusi komprehensif

Ketua Pelaksana WCHSS mengungkapkan rasa bangganya karena Universitas Binawan dengan percaya diri mampu menyelenggarakan konferensi ilmiah internasional yang di kampus mereka. Dan konferensi ini rencananya akan diadakan dua tahun sekali.

“Awalnya memang sejumlah pihak sempat meragukan keberanian kami menyelenggarakan acara ini, tapi pelan-pelan, semakin banyak yang bergabung seperti dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Yarsi, Poltekkes sejumlah daerah, juga Universitas Bhayangkara,” kata Dr. Anna saat ditemui Farah.id.

Dr. Anna mengemukakan bahwa penyelenggaraan konferensi ini bertujuan untuk memfasilitasi para peneliti dalam bidang ilmu Kesehatan dan sosial baik dari dalam maupun luar negeri untuk menyajikan karya mereka sehingga bisa menjadi alternatif solusi bagi penyelesaian berbagai masalah kesehatan dan sosial yang sedang berkembang.

“Konferensi internasional ini lahir dari ketidakpuasan, kita tidak bisa memisahkan antara bidang kesehatan dan sosial. Jika kita mengotak-ngotakkan, maka masalah tidak bisa diselesaikan. Jika hanya melakukan pendekatan secara kesehatan tanpa melakukan pendekatan secara sosial, maka persoalan tidak bisa diselesaikan dengan baik,” ujar Dr. Anna.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News