Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

Ath-Thabari dalam kitab tafsirnya, Jami al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan nafs wahidah (diri yang satu) adalah Adam; minha ditafsirkan dengan “dari bagian tubuh Adam”; dan kata zaujaha ditafsirkan dengan Hawa, istri Adam, yang diciptakan dari tulang rusuknya.

Mestinya penafsiran Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam menambah syahdunya alasan penciptaan perempuan. Namun, siapa sangka penafsiran ini justru membuka ruang perdebatan yang seru, sebab dipandang menentukan perkara kesetaraan gender.

Memang jamak terdengar Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Pendapat ini juga disangkal oleh sebagian kalangan, karena seolah perempuan lebih rendah dari lelaki, toh penciptaan Hawa hanyalah dari tulang rusuk bengkok lelaki.

Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Qira’ah Mubadalah (2019: 240-241) menguraikan:
Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Saling bernasihatlah kalian semua (untuk kebaikan) perempuan. Karena sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan sesungguhnya bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah atasnya. Jika kamu luruskan, akan patah. Dan jika kamu biarkan, maka ia akan tetap bengkok. Maka, saling bernasihatlah di antara kalian (untuk kebaikan) perempuan.” (HR. Bukhari)

Hawa sama sekali tidak disebut sebagai manusia yang diciptakan dari Nabi Adam as. Ini hanya pemahaman asumtif yang jauh dari konteks hadis sama sekali. Pernyataan “perempuan diciptakan dari tuang rusuk”, sebagaimana disebut di dalam teks, juga tidak faktual dan bertentangan dengan realitas.

Karena semua manusia, yang faktual, diciptakan melalui proses reproduksi biologis. Pernyataa ini juga bertentangan dengan sejumlah ayat yang begitu banyak, tentang penciptaan manusia, dari air, tanah, dan esensi yang satu. Karena itu, pernyataan “tulang rusuk” ini harus dipandang sebagai kiasan (majaz) mengenai relasi. Dalam metodologi tafsir, suatu makna yang berlawanan dengan teks-teks sumber, fakta realitas, atau akal pikiran, harus ditarik menjadi makna kiasan.

Ya, kita sama-sama tahu kalau kalimat-kalimat indah yang keluar dari lisan Rasulullah seringkali mengandung makna majazi atau kiasan. Tulang rusuk yang bengkok hanyalah kiasan dari perlu kelembutan dan kehalusan dalam menghadapi perempuan. Karena cara-cara yang keras hanya akan membuat patah si tulang rusuk nan bengkok.

Para ulama tafsir terdahulu juga pernah pula membahas hal ini, sebagaimana Nurjannah Ismail (2003: 167-168) mengungkapkan:

Ar-Razi dalam kitabnya, Tafsir al-Kubra atau Mafatih al-Ghaib, menyebutkan bahwa ulama telah ijma' mengatakan, yang dimaksud dengan nafs wahidah (diri yang satu) adalah Adam, dan zaujaha (pasangannya) adalah Hawa yang diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam.

Kemudian Ar-Razi, juga mengutip pendapat al-Asfahani yang beranggapan bahwa kata minha tidak berarti “dari Adam”, namun berarti “dari jenisnya” yang sama dengan asal Adam.

Nah, bagaimana nih menyikapi perbedaan pandangan ini?

Perbedaan pendapat itulah yang justru memperkaya khazanah intelektual Islam sehingga ilmu pengetahuan berkembang pesat. Silahkan berpegang pada pendapat yang diyakini, selama berdasaran alasan yang kuat tentunya.

Hanya saja, perlu direnung-renungkan betapa hebatnya sosok Hawa. Dalam keindahan surgawi masih belum menyempurnaan kebahagiaan Adam hingga perlu dihadirkannya pasangan sejati, yakni Hawa. Dengan pemahaman ini saja kita dapat menyadari betapa agungnya kemuliaan perempuan, terlepas dari apa asal usul penciptaan Hawa.

Di surga saja Allah Swt. sengaja menciptakan pasangan, apalagi dalam rangka menjalani kehidupan dunia yang teramat terjal ini. Jelas sekali lelaki perlu berhati-hati menjaga hati pasangannya, agar perempuan tetap memberikan sakinah dalam deru debu kehidupan dunia.

Hawa memang tidak tergantikan, akan tetapi keturunannya berupa makhluk berjenis kelamin perempuan akan terus hadir menyejukkan persada bumi ini.

 

 




Assalamualaikum dan Semangat Mulia yang Menaunginya

Sebelumnya

Tafsir Keadilan Gender di Antara Mukmin Perempuan dan Mukmin Laki-laki

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tafsir