Keyakinan yang mantap menjadikan produk Madu Borneo sebagai bentuk syiar kesehatan memacu semangat Ibu Farida terus mengembangkan usahanya hari ke hari/ Foto: dok.pribadi
Keyakinan yang mantap menjadikan produk Madu Borneo sebagai bentuk syiar kesehatan memacu semangat Ibu Farida terus mengembangkan usahanya hari ke hari/ Foto: dok.pribadi
KOMENTAR

KALIMANTAN merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia. Pulau besar ini juga kaya akan sumber daya alam dan hutan tropisnya. Hutan Kalimantan memiliki vegetasi tanaman hutan yang cukup luas lengkap dengan satwa endemiknya seperti orang hutan, bekantan dan beruang madu. Tidak heran jika wilayah yang kerap disebut “Borneo” ini memiliki beragam potensi kekayaan dari alam yang khas dan berbeda jika dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Nusantara.

Madu adalah salah satu kekayaan hutan Kalimantan yang potensial untuk dikembangkan. Khasiat madu yang telah teruji secara ilmiah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kecantikan, ternyata sukses dikembangkan seorang pelaku UMKM lokal asal Kabupaten Berau provinsi Kalimantan Timur menjadi produk unggulan UMKM yang menembus pasar ekspor. Ditemui di kediamannya, Farida mengungkap perjalanannya kepada Farah.id saat merintis usaha madu hutan Kalimantan sejak dua tahun lalu.

Berawal dari masalah pribadi

“Selama tiga tahun menikah, kami belum juga mendapat keturunan. Setelah melakukan pemeriksaan di dokter ahli kandungan, ternyata Saya divonis mengalami Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS) yaitu gangguan keseimbangan hormon yang menyebabkan terganggunya fungsi ovarium dan proses kematangan sel telur. Sel-sel telur saya mengecil sehingga sulit mendapatkan keturunan.” Ungkap Farida mengawali sesi wawancara.

Wanita berkacamata itu kemudian melanjutkan kisah perjalanannya melakukan berbagai macam pengobatan hingga akhirnya mendapat saran dari rekan-rekannya saat bertugas di Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara untuk meminum madu hitam.

“Awalnya sih sempat ragu. Apalagi  perdana di sodorkan madu hitam. Awalnya saya tahunya madu itu berwarna kuning bukan berwarna hitam. Tapi karena tekad dan dorongan yang kuat untuk mendapatkan keturunan, saya pun akhirnya mencoba.”

“Setelah mengkonsumsi rutin madu hutan selama tiga bulan serta berobat medis, kebahagiaan yang kami nanti-nanti akhirnya datang juga. Di tahun yang sama, saya positif mengandung anak pertama.” Dengan wajah berseri-seri, Farida menceritakan kisah pengalamannya mengkonsumsi madu hutan Kalimantan.

Setelah merasakan sendiri manfaat dan khasiat dari madu hutan Kalimantan, wanita yang saat ini dianugerahi empat orang anak mulai merekomendasikan kepada sanak keluarga dan sahabat-sahabatnya untuk mengkonsumsi madu hitam dari hutan Kalimantan.

“Awalnya saya hanya membawa satu jerigen 20L untuk konsumsi pribadi dan dibagikan kepada rekan-rekan di kantor. Ketika mendapat mutasi ke Kabupaten Berau di tahun 2016 dan banyaknya repeat order, barulah di tahun 2017 saya memberanikan diri untuk membawa madu hutan lebih banyak lagi, lalu menjadikannya produk kemasan karena maraknya peredaran jenis madu type S.O.S (Syrupe, Oplosan dan Syntetic).” Kenang Farida penuh antusias.

“Kasihan masyarakat yang ingin sehat, ternyata hanya mengkonsumsi madu yang kurang khasiatnya karena proses pasteurisasi bahkan tertipu dengan membeli madu S.O.S tadi” tambah Farida sambil merapihkan ujung kain hijab merah yang membingkai wajah cantiknya.

Membranding produk dengan nama King Madu Borneo

Jika mengunjungi website www.kingmaduborneo.com dan akun kingmaduborneo di social media seperti tiktok, instagram maupun facebooknya, ibu rumah tangga yang cukup aktif dalam kegiatan dakwah ini baru memasang label produk kemasannya pada tahun 2020. Dengan nama brand yang diikhtiarkan sesuai syariat keyakinan agama, King Madu Borneo dipilih sebagai merk usaha dengan langsung merilis dua varian produk madu hutan, yaitu madu kuning yang berasal dari hasil ekstrak bunga hutan liar (Floral Nektar), dan madu hitam yang berasal dari ekstrak bunga dari pohon hutan liar seperti nektar pohon akasia dan mahoni, yang kaya akan alkaloid. Ini menjadi keunggulan varian hitam karena Zat ini sangat efektif untuk sangat baik untuk  menyembuhkan peradangan.

“Saya memilih nama King Madu Borneo sebagai motivasi berbisnis agar produk saya dapat dikenal sebagai brand madu yang paling berkualitas dari pulau Kalimantan. Kenapa tidak mengatasnamakan Berau atau Kalimantan Timur? Kata Borneo dipilih untuk menggambarkan pulau Kalimantan secara keseluruhan, karena sumber madu hutan yang kami pasarkan tidak hanya berasal dari Kalimantan Timur saja, tapi dari seluruh Kalimantan. Kalimantan secara keseluruhan di kenal sebagai hutan alami yang luas dengan kekayaan multiflora yang luar biasa sehingga pastinya mempengaruhi kualitas madunya” Ungkap Farida.

Setelah membasahi tenggorokannya dengan satu tegukan teh, wanita yang kerap menjadi narasumber kewirausahaan ini mengutarakan keinginan dapat mensejahterakan para pemanjat madu melalui brand King Madu Borneo miliknya.

“Untuk mewujudkan visi King Madu Borneo sebagai sentra madu yang sehat dan berkualitas, kami membangun kemitraan dengan masyarakat adat. Selain untuk mengatasi masalah musim panen madu yang tidak bersamaan, kami juga melakukan upaya pelestarian tradisi memanen madu dapat tetap terjaga, serta kegiatan konservasi tanaman yang menjadi sumber makanan dari lebah Kalimantan.” Terang Farida sembari meletakkan cangkir tehnya ke atas meja.

Kiat menjalankan bisnis madu hingga menembus pasar mancanegara

Rentang perjalanan UMKM King Madu Borneo dari mulai berdiri hingga produknya berhasil menembus pasar mancanegara tergolong cukup singkat. Ibu Farida melemparkan senyuman ketika Farah.id menanyakan kiat-kiat yang diterapkan dalam menjalankan bisnis madu hutannya.

“Bagi saya, madu itu adalah produk trust, kepercayaan dan keyakinan konsumen harus dibangun. Menjamin kehalalan, keaslian dan hygienitas bahan baku madu menjadi yang utama bagi kami untuk menjaga kepercayaan konsumen. Selain itu, kami juga membangun jaringan reseller dan dropshipper hampir di seluruh kota-kota di Indonesia. Bahkan, konsumen yang puas terhadap kualitas produk kami ikut merekomendasikan kepada orang-orang terdekatnya, seperti konsumen kami yang berasal dari Washington DC, Amerika Serikat.”

Selain menjelaskan panjang lebar upaya managament King Madu Borneo mengedukasi perbedaan madu hutan kalimantan dengan produk madu lainnya melalui website dan social media, Farida juga menjelaskan perjalanan produksi madu hutan dengan sangat runtun. Dimulai dari proses memanjat pohon madu secara tradisional, penyaringan madu, hygienisasi kemasan, penimbangan sampai pada pelabelan.

“Madu hutan Kalimantan itu terkenal banyak khasiatnyasebagai sumber nutrisi penangkal virus/antivirus, sumber gizi & energi alam, membantu mengendalikan gula darah, meringankan radang tenggorokan, kandungan antioksidan yang tinggi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperbaiki sistem pencernaan, menangkal infeksi, menyempurnakan pertumbuhan sel, juga sebagai anti bakteri & anti jamur.” Jawab Farida saat ditanya nilai keunikan produk King Madu Borneo dibandingkan dengan produk kompetitor.

”Selain itu, kami juga menerapkan sistem harga dan pemberian komisi bagi anggota reseller maupun dropshipper jika penjualannya melampaui target. Kapasitas produksi kami saat ini sekitar 500 kg hingga 1 ton (tergantung musim) sehingga Kamipun sanggup memenuhi permintaan pasar ekspor lebih luas lagi ke depan”.




Green Riverina, Kenekatan Berbisnis Furniture yang Berhasil Menembus Pasar Dunia

Sebelumnya

Best Friend Forever, Kedekatan Batin Ibu dan Anak di Balik Rahasia Sukses Bisnis Keripik yang Mendunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Usaha Ibu