Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PADA suatu ketika Nabi Idris Alaihissalam didatangi oleh Malaikat Izrail,malaikat maut, yang menyamar menjadi seorang lelaki tampan atas izin Allah Subhanahuwata’ala. Kedatangan Izrail pada sat itu bukan untuk mencabut nyawa Nabi Idris Alaihissalam, melainkan hanya ingin bertamu, karena beliau kagum terhadap Nabi Idris yang taat beribadah dan rajin berdzikir di tengah kesibukannya.

Nabi Idris pun bertanya kepada Malaikat Izrail : “Siapakah anda dan apa tujuan anda datang kesini?”
Malaikat Izrail pun mengakui siapa dirinya dan menyampaikan maksud kedatangannya.

Mengetahui yang datang bertamu adalah Malaikat Izrail, maka Nabi Idris pun meminta kepada Malaikat Izrail agar dia dapat merasakan kematian. Atas izin Allah, malaikat Izrail pun mencabut nyawa Nabi Idris Alaihissalam, lalu  Allah Subhanahuwata’ala menghidupkannya kembali.

Malaikat Izrail pun bertanya kepada Nabi Idris : “Bagaimana rasanya ketika nyawamu dicabut, Wahai Idris Alaihissalam?. ”

Nabi Idris pun menjawab bahwa rasanya sangat menyakitkan. Padahal Malaikat Izrail sudah melakukannya dengan sangat lembut agar Nabi Idris tidak merasa kesakitan.

Nabi Idris pun menyampaikan keinginannya untuk melihat surga dan neraka. Atas izin Allah, Malaikat Izrail pun mengantarnya untuk melihat surga dan neraka. Atas izin Allah, Malaikat Izrail pun mengantarnya ke neraka terlebih dahulu. Betapa terkejutnya Nabi Idris melihat kondisi neraka yang sangat menyeramkan.

Setelah itu beliau diajak mengunjungi surga, beliau sangat kagum melihat keindahannya, sungai yang jernih, pepohonan yang rindang dengan buah-buahan yang segar, serta pemandangan indah lainnya.

Ia pun meninggalkan sandalnya, di bawah sebuah pepohonan di surga, setelah itu beliau keluar dari surga.

Ketika bertemu Malaikat Izrail, beliau mengatakan bahwa sandalnya tertinggal di sebuah pohon di dalam surga, beliau pun meminta izin untuk kembali masuk ke dalam surga.

Setelah beberapa waktu, Malaikat Izrail pun heran karena Nabi Idris tidak kunjung keluar menemui dirinya. Malaikat Izrail pun berkata :“ Wahai Nabi Idris, keluarlah dari dalam surga.”

Nabi Idris pun menjelaskan bahwa dia betah berada di surga dan tidak mau meninggalkannnya. “Wahai Malaikat Izrail, aku sudah mengalami kematian dan mengerti bagaimana sakit serta sedihnya. Aku pun telah melihat betapa mengerikannya neraka. Aku merasa amat tenang dan damai di surga, sehingga aku ingin tetap berada di dalamnya.”

Permintaan Nabi Idris didengar Allah Subhanahuwata’ala dan diizinkan untuk tetap tinggal di surga, karena Nabi Idris juga merupakan salah satu penghuni surga. Wallahu’alam.

Hendaknya kisah Nabi Idris ini bisa menjadi semangat untuk taat beribadah, menjauhi dosa dan selalu berbuat kebaikan, karena Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang senantiasa melakukannya.

 




Menyikapi Toxic People Sesuai Anjuran Al-Qur’an

Sebelumnya

Ketika Maksiat dan Dosa Menjauhkan Kita dari Qiyamul Lail

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur