Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

BELUM selesai kasus varian Omicron BA.4 dan BA.5, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkap fakta baru bahwa saat ini subvarian Omicron lainnya, yaitu BA.2.75 sudah menyebar di 10 negara. Virus ini juga disebut-sebut memiliki tingkat penularan infeksi yang sangat cepat.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Prof Zubairi Djoerban menjelaskan, saat ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) sedang mengawasi dengan ketat perkembangan subvarian BA.2.75.

Tapi masyarakat tak perlu khawatir, karena sampai sekarang subvarian tersebut belum terdeteksi di Indonesia. BA.2.75 pertama kali ditemukan di India. Sejauh ini penyebarannya ada di negara Australia, Kanada, Jepang, Jerman, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat.

“Rasanya tidak perlu khawatir. Hanya ada sekitar 70 kasus yang tercatat di seluruh dunia dan belum ada data yang menyatakan subvarian ini menyebabkan infeksi yang lebih serius ketimbang Omicron awal,” kata Prof Berry di akun Twitter-nya.

“Memang dianggap sangat menular, tapi sekali lagi, belum ada bukti kuat akan membawa kita ke hari-hari tergelap dari pandemi seperti sebelumnya,” tegasnya.

Ya, subvarian yang diberi nama Centaurus (dalam mitologi Yunani Centaurus adalah mahluk berwujud manusia setengah kuda) oleh WHO ini belum memiliki bukti keparahan. Bahkan para ahli menyebutkan bahwa subvarian BA.2.75 ini tidak mematikan.




Pemerintah Perkuat Ekonomi Semester II 2025 Lewat Program Prioritas dan Stimulus Sektoral

Sebelumnya

Bahaya Literasi Rendah di Tengah Disrupsi Digital

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News