Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

Sedianya Fir’aun memburu Nabi Musa yang tengah menyelamatkan orang-orang Bani Israil yang tertindas. Mukjizat pun tersaji dengan spektakuler, pukulan tongkat Nabi Musa membelah lautan hingga mereka dapat menyeberang. Giliran Fir’aun dan balatentara ikutan menyeberang lautan malah menyatu kembali dan tenggelamlah mereka semua menyongsong nasib yang teramat buruk.  

Hal ini diceritakan surat al-Baqarah ayat 50, yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedang kamu menyaksikan.”

Ternyata suami istri itu tidak semuanya sehilir semudik, bahkan ada yang istri di jalan keburukan sementara suaminya membela kebenaran, atau ada pula yang istrinya ke surga sedangkan suami ke neraka.

Asiyah cukuplah menjadi role model bagi segenap muslimah, untuk terus istikamah di jalan Allah, dan terus membimbing keluarga setia di jalan-Nya. Seperti Asiyah, seburuk apapun lingkungan yang mengepung Asiyah, dia tetap memelihara keimanan dan membela kebenaran.
 




Assalamualaikum dan Semangat Mulia yang Menaunginya

Sebelumnya

Tafsir Keadilan Gender di Antara Mukmin Perempuan dan Mukmin Laki-laki

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tafsir