PINTU air Engehalde menjadi tempat bermuaranya jasad Emmeril Kahn Mumtadz, sekitar 5-6 kilometer dari tempat pertamanya berenang di sungai Aare.
Ditemukan pada 8 Juni 2022, keesokan harinya hasil tes DNA yang dilakukan kepolisian Bern menunjukkan bahwa jasad tersebut adalah benar putra pasangan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya.
Pencarian yang dilakukan mulai dari perahu dengan teropong khusus, drone, juga penelusuran dari darat telah dikerahkan pihak berwenang Swiss sejak pertama kali Eril dilaporkan hilang.
Ridwan Kamil telah mengajukan cuti dari tugas Gubernur Jawa Barat selama 11 hari untuk mengurus administrasi dan mempersiapkan kepulangan jenazah putra sulungnya ke Indonesia.
Di Swiss, Kang Emil juga telah memandikan jasad putranya. Karena itulah kewajiban seorang Muslim yang mesti dipenuhi oleh sesama Muslim.
Kang Emil diperkirakan tiba di Tanah Air pada hari Minggu, lalu pemakaman akan dilakukan keesokan harinya.
Tentang air mata Kang Emil dan Teh Cinta, kali ini memiliki arti yang berbeda. Seperti yang ditulis Kang Emil,
ALHAMDULILLAH YA ALLAH...
Akhirnya Engkau memberikan kesempatan saya untuk kembali memeluk, membelai, dan memandikan anak saya sesuai syariat Islam, juga mengadzankan dengan sempurna di telinganya persis seperti saat Eril lahir.
Dan Masya Allah,
Walau sudah lewat 14 hari, jasadnya masih utuh lengkap tidak kurang satu apapun, wajahnya rapi, menengok ke kanan, dan saya bersaksi jasad eril wangi seperti wangi daun eucalyptus.
Sungguh mukjizat kecil yang sangat kami syukuri.
Maha Besar Allah, atas izin-Mu, selama 14 hari sungai Aare benar-benar melindungi dan mensucikan jasadnya dari marabahaya.
Hai Eril, saatnya kamu pulang ke tanah air, untuk menghaturkan terima kasih kepada jutaan yang mendoakanmu.
Jauh di lubuk hati terdalam, pernah ada setitik harapan, kun fayakun, Eril bisa keluar dari sungai setelah terdampar di bagian tepi sungai yang dangkal.
Namun ketika tak ada perkembangan dalam pencarian, hingga Eril dinyatakan meninggal dunia pada 3 Juni lalu, tentulah hal itu didasarkan pada kondisi umum bahwa ia sudah tenggelam.
Kondisi jasad Eril yang utuh seperti digambarkan Kang Emil juga memiliki penjelasan ilmiah. Ia tidak mengada-ada.
Menurut Kang Emil, sungai Aare yang airnya sangat dingin (seperti air dalam kulkas) dan minim fauna membuat jasad Eril terjaga setengah membeku, sehingga tetap utuh lengkap walau berada di dasar sungai selama 14 hari.
Dari tulisan Kang Emil, kiranya kita memahami betapa kepulangannya yang lalu ke Tanah Air dipenuhi rasa galau yang ia coba menepisnya dengan memasrahkan diri kepada Allah.
Kegundahan yang terasa karena tak juga mampu melihat raga sang putra untuk terakhir kalinya. Kegelisahan yang mungkin tak bisa pudar karena pertanyaan "di mana Eril" terus terngiang.
Maka insya Allah, kepulangan Kang Emil nanti akan diliputi suasana hati yang lebih tenang, karena ia kembali bersama putra terkasihnya.
KOMENTAR ANDA