Anggota Komisi VIII DPR, Lisda Hendrajoni/ Net
Anggota Komisi VIII DPR, Lisda Hendrajoni/ Net
KOMENTAR

NAMA Lisda Hendrajoni selama ini dikenal sebagai tokoh perempuan yang tak lelah memperjuangkan hak rakyat, terutama meningkatkan taraf hidup masyarakat kurang mampu. Tak salah bila pada Januari 2022 ia dinobatkan sebagai "politisi yang bepihak pada rakyat miskin" versi salah satu media cetak terbesar di Sumatra Barat, Padang Ekspres.

Srikandi NasDem ini dinilai konsisten memperjuangkan nasib masyarakat kurang mampu sejak ia menjadi Ketua PKK Pesisir Selatan. Dan secara khusus, Lisda fokus memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak-anak dari kelompok masyarakat kurang mampu.

Dedikasi itulah yang kemudian membawanya menjabat sebagai anggota Komisi VIII DPR RI dengan ruang lingkup tugas agama, sosial, kebencanaan, serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Masalah perlindungan anak yang selama dua tahun terakhir disuarakan Lisda adalah bagaimana mengutamakan kepentingan anak-anak terkait penularan COVID-19.

Salah satunya pada awal April, Lisda meminta pemerintah untuk tidak terburu-buru menetapkan kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Ditambah lagi, menurutnya, aturan pemerintah sering disosialisasikan secara mendadak dan berubah-ubah.

Ia mengusulkan agar pergantian peraturan terkait PTM sebaiknya menunggu momentum yang tepat, misalnya pada pergantian semester atau pergantian tahun ajaran baru. Tujuannya agar tidak membuat bingung orangtua dan peserta didik sekaligus memastikan bahwa kondisi benar-benar sudah stabil.

Namun belum juga Indonesia mampu mengendalikan 100 persen pandemi COVID-19, masyarakat kembali dihadapkan pada munculnya penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya dan menyerang anak-anak.

Penyakit hepatitis akut tersebut diduga diakibatkan adenovirus dan tidak termasuk ke dalam kelompok hepatitis A, B, C, D, maupun E. Sudah lebih dari 200 kasus tercatat di 20 negara dan WHO telah menetapkannya sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa) global.

Bagaimana Lisda melihat KLB hepatitis akut yang telah ditemukan di Indonesia, dengan 18 kasus dan tujuh pasien di antaranya meninggal dunia?

Saat dihubungi Farah.id, anggota Komisi VIII DPR ini mengatakan bahwa penyakit hepatitis sebenarnya sudah lama ada. Tahun 2019 bahkan angka kasus hepatitis meningkat beberapa kali lipat dan menyerang anak-anak. Artinya kondisi tersebut sudah ada sebelum terjadi pandemi COVID-19. Hanya saja saat ini menjadi berbeda karena penyebabnya belum bisa dipastikan.

"Terkait pencegahannya, kita kembali harus melihat penyebab dari penyakit hepatitis ini dan cara penularannya. Karena itulah kita harus selalu menjaga kebersihan, menjaga pola makan, menjaga daya tahan tubuh, juga mencuci tangan," ujar legislator NasDem dari Dapil Sumbar I ini.

Ia juga mengingatkan para orangtua, khususnya para ibu, harus menjaga anak-anak dengan mengajarkan mereka gaya hidup yang baik dan sehat. Dan tentu saja, memastikan bahwa gaya hidup sehat tersebut diterapkan dalam keseharian anak-anak dan keluarga.

Lalu apa saran Lisda tentang PTM saat informasi yang dimiliki tentang hepatitis akut masih minim?

"Mengenai PTM, saya memang sudah sejak lama memberi masukan, menyarankan untuk sebaiknya jangan anak kita dijadikan coba-coba. Kemarin itu, saat COVID sedang menurun, langsung anak masuk sekolah. Padahal kita belum tahu banyak, karena ini penyakit baru," ujar Lisda kepada Farah.id (16/5/2022).

Dan sekarang, dengan adanya hepatitis akut, Lisda melihat kondisi ini akan membuat orangtua kembali khawatir. Ia bersyukur saat ini ada sekolah-sekolah yang sudah melewati masa ujian sekolah.

"Kalaupun masih ada kegiatan sekolah, lebih baik dilakukan secara virtual. Ini penting untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan sampai kita dapat kabar yang baik dari pemerintah, tentang apa penyebabnya dan bagaimana tindakan yang harus dilakukan," ujar anggota dewan yang juga menjabat Ketua Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Sumatra Barat ini.

"Saya juga berharap Ibu-ibu jangan mudah termakan hoaks. Carilah berita yang benar, supaya kita dapat melakukan tindakan yang tepat untuk anak-anak. Insya Allah anak-anak kita selalu sehat dalam lindungan Allah Swt., aamiin ya Rabbal alamin," pungkas Lisda.

 

 




Protes 28 Pegawai Berujung Pemecatan: Desak Google Putuskan Kontrak Kerja Sama dengan Israel

Sebelumnya

Israel Luncurkan Serangan Balasan, Iran: Isfahan Baik-Baik Saja

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News