Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PERDANA Menteri Inggris Boris Johnson melaporkan satu warganya meninggal dunia akibat varian corona Omicron, Selasa (14/12/21).

PM Johnson juga menunjukkan angka rawat inap yang makin tinggi. Menurutnya, vaksin dosis booster adalah solusi terbaik untuk menghadapi penyebaran Omicron yang sangat cepat.

"Masyarakat harus lebih mewaspadai Omicron karena menular dengan sangat cepat dan 'melupakan' bahwa varian ini lebih ringan," ujar PM Johnson seperti dilansir BBC.

Hingga saat ini, sudah lebih dari 500 ribu warga Inggris mendaftar untuk vaksinasi dosis booster. PM Johnson menyambut baik antusiasme warga yang disebutnya sebagai sebuah 'prestasi mengagumkan'.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid menyatakan jumlah kasus Omicron menyumbang 20% dari total kasus COVID-19 di negara Ratu Elizabeth tersebut.

Inggris mencatat 54.661 kasus baru COVID-19 pada Senin (13/12/21) dengan 38 kematian dalam jangka 28 hari dari hasil tes positif.

Ada 4.713 kasus varian Omicron terkonfirmasi, namun UK Health Security Agency (UKHSA) memprediksi angka terkini infeksi harian Omicron mencapai 200 ribu kasus.

Angka tersebut didasarkan pada kemampuan penularan Omicron dua kali lipat setiap dua hingga tiga hari. Tidak heran bila jumlah kecil dapat menjadi berkali-kali lipat dalam waktu yang sangat singkat.
Dengan kasus yang meningkat lebih dari 44% di London, Menkes Javid mengatakan Omicron dapat menjadi varian dominan di ibu kota dalam dua  hari ke depan.

UKHSA melaporkan sudah ada 10 orang dirawat inap akibat varian Omicron. Usia mereka bervariasi dari 18 hingga 85 tahun dan sudah mendapatkan vaksin dosis penuh.

Parlemen Inggris segera mengadakan voting untuk menetapkan strategi pemerintah menangani varian Omicron. Salah satunya adalah menargetkan semua orang dewasa telah mendapat dosis booster pada akhir bulan ini serta mendesak masyarakat segera mengulang vaksinasi.

Dua dosis vaksin dianggap kurang kuat untuk menghadapi Omicron. UKHSA menyatakan dosis ketiga memberi proteksi 70% - 75% untuk mengurangi risiko COVID-19 bergejala.
 




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News