Rasulullah saw. bersabda,
Rasulullah saw. bersabda, "Siapa yang suka doanya diijabah saat susah, maka hendaklah ia memperbanyak doanya saat senang." (H. R. Tirmidzi)
KOMENTAR

ADA orang yang kerap menghubungi saudara atau temannya hanya di saat susah, yaitu untuk meminta bantuan. Ia rela mengemis iba demi mendapat pertolongan. Namun setelah dibantu, ketika kesulitan beranjak dari hidupnya, tak sedikit pun ia membagikan kelebihannya atau berbagi suka cita dengan orang yang pernah membantunya.

Menghadapi orang dengan sikap seperti itu, kita tentu geram bukan kepalang. Dia datang kepada kita hanya di saat dia berduka. Namun di saat senang, dia menjauh, melupakan kita.

Begitu pula kita sebagai hamba Allah Swt. Kita adalah makhluk yang jauh dari sempurna. Kita menyembah-Nya, Yang Maha Berkuasa. Alangkah tidak beradabnya jika kita hanya mencari-Nya di saat kita membutuhkan uluran tangan-Nya. Mengingat akhirat di saat dilanda duka lalu melupakannya begitu tawa menghiasi bibir kita. Lupa akhirat, juga lupa diri.

Rasulullah saw. bersabda, "Siapa yang suka doanya diijabah saat susah, maka hendaklah ia memperbanyak doanya saat senang." (H. R. Tirmidzi)

Al Hulaimi dalam Faidhul Qadir mengatakan bahwa memperbanyak doa saat senang adalah dengan banyak mengingat Allah, bersyukur, dan beristighfar atas dosa dan kekurangan yang dilakukan.

Jika kita ingin mati-matian menjaga hubungan baik dengan seseorang, kita tentu akan sering menghubunginya, baik lewat telepon maupun mengirimnya pesan chat. Kita rutin menyapanya, berbagi cerita indah, dan siap membantu manakala dia membutuhkan bantuan kita.

Begitu pulalah yang harus kita lakukan ketika kita mengharapkan kedekatan dengan Sang Pencipta. Jika kita ingin mendekat pada-Nya, Dia akan lebih mendekat kepada kita. Maka yang harus kita lakukan adalah menjaga agar kedekatan kepada Allah tidak dikalahkan berbagai urusan dunia yang meninabobokan kita.

Jangan sampai ketika kita dilanda kesulitan hidup, kita terpuruk, barulah kita menundukkan kepala seraya mengangkat kedua tangan untuk memohon ampunan dan pertolongan Allah. Kita mendekati-Nya karena 'ada maunya', bukan lantaran lillahi ta'ala ingin menjadi hamba yang selalu mendekat pada-Nya.

Berdoa kepada Allah adalah bentuk komunikasi hamba dengan Khaliknya. Di dalam doa, seorang hamba bisa menangis, menceritakan keluh kesahnya, meminta perhatian-Nya,sekaligus juga melantunkan kata-kata indah yang menggambarkan rasa cinta kepada-Nya. Betapa kita sungguh mengharapkan ridha-Nya dan senantiasa memprioritaskan-Nya dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga kita tidak termasuk hamba yang 'tidak tahu terima kasih' karena hanya bisa merongrong Dia Yang Mahakaya, Maha Mengetahui, dan Mahabesar demi mendapat bantuan. Jangan sampai kita menjadi manusia yang 'habis manis sepah dibuang', yang hanya ingin dibantu namun tidak peduli pada apa yang terjadi kemudian.

Jika ingin dibantu di kala susah, janganlah ragu untuk selalu menghabiskan waktu untuk-Nya. Lima waktu sehari ditambah salat sunnah rawatib, puasa sunnah, berzakat dan bersedekah, menadaburkan Alquran, serta menjaga hablumminannas dengan bijaksana. Insya Allah, Dia akan meng-ijabah doa kita untuk menemukan solusi dan menghilangkan kabut gelap dari kehidupan kita, serta menjaga kita agar selalu merasakan kebahagiaan di dunia dan kelak di akhirat. Wallahu a'lam bishshawab.

 




Ketika Maksiat dan Dosa Menjauhkan Kita dari Qiyamul Lail

Sebelumnya

Karena Rasulullah Tak Pernah Melupakan Kebaikan Orang Lain

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur