dokter spesialis anestesiologi dan juga penulis buku, dr. Ade Hashman, Sp.An dalam ZoomTalk Farah Magazine/FARAH
dokter spesialis anestesiologi dan juga penulis buku, dr. Ade Hashman, Sp.An dalam ZoomTalk Farah Magazine/FARAH
KOMENTAR

ISLAM merupakan agama yang menekankan soal kebersihan hidup. Bahkan jika merujuk pada ajaran fikih serta kitab-kitab kuning, bab utama yang dijabarkan adalah mengenai kebersihan.

"Kalau di dunia medis kita mengenal istilah 'Kebersihan Pangkal Kesehatan', dalam agama kita punya semboyan yang lebih tinggi nilainya, yakni 'Kebersihan Adalah Bagian Dari Iman'," kata dokter spesialis anestesiologi dan juga penulis buku, dr. Ade Hashman, Sp.An dalam ZoomTalk Farah.id bertajuk "Bincang Buku: Rahasia Kesehatan Rasulullah" yang diselenggarakan pada Minggu (9/5).

Apa artinya? Artinya adalah seseorang yang beriman kepada Allah, seharusnya menjalani kehidupan ini secara bersih, baik bersih diri, bersih pakaian, bersih lingkungan.

"Kajian mengenai kebersihan dalam agama kita dibahas dalam spektrum yang lengkap, mulai dari mandi, sikat gigi, potong kuku, potong rambut, itu dibahas secara terstruktur," sambung Dokter Ade.

Salah satu elemen kebersihan yang juga ditegaskan dalam agama Islam adalah mengenai cuci tangan.

"Jika sekarang kita didorong untuk melakukan protokol kesehatan yang salah satunya adalah cuci tangan, sekitar 1.400 tahun silam Rasulullah sudah lebih dulu menegaskan mengenai pentingnya hal itu," jelasnya.

Bahkan Nabi Muhammad SAW mengatakan:

"Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, hendaklah ia membasuh kedua telapak tangannya sebelum memasukkannya dalam bejana air wudhunya," HR. Bukhari.

Dari hadis tersebut jelas bahwa aktivitas yang pertama kali dianjurkan oleh Rasulullah setelah bangun tidur, selain berdoa dan berucap syukur, adalah mencuci tangan. Bahkan, sambung Dokter Ade, pada hadis lain disebutkan bahwa cuci tangan seharusnya dilakukan sebanyak tiga kali.

"Cuci tangan terdengarnya sepele, padahal kalau kita mau kilas balik sejarah cuci tangan, orang yang dinobatkan sebagai Bapak Cuci Tangan Dunia, Ignaz Philipp Semmelweis, pada Abad ke-19 lalu ketika dia menganjurkan cuci tangan kepada petugas kesehatan di Eropa, dia di-bully habis-habisan. Bahkan sampai depresi dan masuk ke rumah sakit jiwa," ujar Dokter Ade.

Bahkan, sambungnya, karena begitu seriusnya, Semmelweis sampai-sampai menulis kitab cuci tangan. Dia beranggapan bahwa pada saat itu, bayi-bayi yang baru lahir banyak yang terinfeksi penyakit dan bahkan meninggal dunia, disebabkan oleh pertolongan tenaga medis yang pada saat itu tidak higienis.

Merujuk kembali pada ajaran Islam, pentingnya mencuci tangan juga terlihat dari salah satu ritual wudhu sebelum shalat.

"Dalam wudhu, ritual pertama adalah mencuci tangan. Jika dilakukan secara tertib, ini bisa membantu memutus rantai penularan atau kontaminasi segala mikroorganisme yang mencemari tangan," ungkap Dokter Ade.

"Dikatakan dalam literatur bahwa lebih dari 70 persen penyakit infeksi atau penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur atau cacing, disebabkan oleh kontaminasi lewat kontak dengan tangan," tandasnya.




Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Sebelumnya

4 Cara Manajemen Stres untuk Menjaga Kesehatan Mental

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health