Marcell Siahaan/Net
Marcell Siahaan/Net
KOMENTAR

Saat ditanya Habib Husein tentang adakah keinginan Deddy menjadikan Azka juga sebagai mualaf, Deddy menjawab bahwa karena ia masuk Islam karena keinginan sendiri, maka walaupun ia mau Azka menjadi Muslim, ia ingin keputusan itu datang sendiri dari hati sang putra.

Deddy menyadari banyak orang menjadi mualaf dengan tujuan yang berbeda-beda. Di antaranya, banyak orang masuk Islam karena ingin menikah. Meski demikian, tak sedikit pula yang berawal dari pernikahan kemudian mendapat hidayah sejati hingga menjadi Muslim yang taat.

"Menurut saya pribadi, mualaf yang benar adalah saat ia belajar. Yang namanya mualaf itu anak ibarat anak baru masuk sekolah, dia belajar, dan belajar itu dari mana saja, (berguru) kepada siapa saja. Hanya saja, manusia diberi akal oleh Allah...maka ketika belajar, gunakanlah akal. Anggaplah kita (mualaf) baru pindah sekolah. Tiba-tiba di sekolah baru diajarkan 2 + 2 = 6. Ya itu jangan diterima. Kita bisa tanya orang lain untuk mempertanyakan kebenarannya. Kita ambil mana yang paling masuk logika, masuk ke akhlak, dan yang paling bisa membahagiakan orang lain," tegas Deddy.

Marcell Siahaan

Penyanyi yang dikenal dengan lagu Semusim dan Firasat ini memeluk Islam setelah sebelumnya beragama Kristen dan Buddha. Dalam video Daniel Tetangga Kamu, Marcell menjelaskan bahwa alasannya menjadi Muslim karena tidak ingin merasa takut dalam hidupnya sehingga ia mencari 'jembatan' yang bisa membuatnya dekat dengan Sang Khalik dan khusyuk (intim) dengan Yang Mahakuasa.

"Keintiman itulah yang ingin saya dapatkan. Saya ingin mendapatkan peacefulness, mindfulness, awareness karena saya tahu Dia tidak akan ke mana-mana. He always with me," ujar Marcell.

Mencari 'jembatan' itulah yang menurut Marcell selalu menjadi inti dalam perjalanan hidupnya. Ia ingin menjadi orang yang lebih baik. Marcell juga menjelaskan bahwa pemahaman terhadap agama-agama yang ia anut sebelumnya tidak hilang. Tapi saat ini adalah the next phase baginya.

Ia memelajari Islam karena tidak ingin takut dengan sesuatu yang ia tidak pahami. Beruntung, Marcell bertemu banyak orang yang bisa memberi pencerahan. Termasuk bertemu Rima Melati Adams yang kini menjadi istrinya. Rima datang dari keluarga Muslim yang tinggal di Singapura-Malaysia.

Meski demikian, Islam bukanlah sebuah agama yang asing bagi Marcell. Kehidupan keluarganya 'berwarna' dalam agama. Marcell bahkan mengaku di masa kecil dulu senang menonton acara Mimbar Agama (lima agama) di TVRI. "Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) bahkan salah satu acara favorit saya waktu kecil," kenang laki-laki asal Bandung ini.

Bagi Marcell, Islam membuatnya merasa nyaman, senang, dan yakin bahwa segala sesuatu itu harus ada titiknya. Ia pun sekarang merasa bisa berbuat lebih banyak dan menjadikan dirinya berguna bagi banyak orang.

Marcell melihat bahwa menjadi Muslim bukan hanya tentang pencapaian spriritual secara internal pribadi tapi juga secara eksternal. Menciptakan struktur untuk anak, menciptakan struktur untuk istri, bagaimana menjalankan peran sebagai kepala keluarga sekaligus sebagai imam.

"Allah, bagi saya, merupakan Tuhan yang Mahakokoh sekaligus menjadi yang paling loveable. Indah dan Agung pada saat yang bersamaan. Jalal dan Jamal," tambah pemilik nama lengkap Marcellius Kirana Hamonangan ini

Dengan menjadi Muslim, Marcell merasa lebih komplit sebagai manusia. Terutama saat  pandemi, Islam membuatnya lebih ikhlas melihat semua yang terjadi. Keikhlasan itulah yang ia cari sejak dulu.

"Saya belajar untuk tidak terlalu terpuruk menghadapi hal-hal yang menyedihkan. Di awal pandemi memang sempat takut. Bayangkan saja, saya sebagai pencari nafkah tiba-tiba mendapati semua terhenti. Konstelasi berubah. Tapi karena saya yakin Dia selalu memerhatikan saya dan memberi rezeki entah dari istri, anak, atau teman-teman. Saya akhirnya bisa fokus pada diri sendiri, memperbaiki diri sekaligus membangun struktur yang belum ada. Saya merasa bahwa kepasrahan dan pengorbanan bukan sesuatu yang berat. Saya bisa menjalaninya."

Salah satu pengorbanan yang dilakukan Marcell adalah keluar dari zona nyamannya sebagai seniman. Ia mengaku selama ini hanya bisa bernyanyi dan bermain drum. Namun di saat pandemi, ia belajar piano, gitar, dan bas. Tujuannya agar ia tidak selalu tergantung orang lain dan tidak menyusahkan orang lain untuk menerjemahkan ide-ide bermusik yang bisa kapan saja hadir di kepalanya.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur