Jaya Suprana/Net
Jaya Suprana/Net
KOMENTAR

SEMENTARA saya masih belum kunjung mampu sempurna mengerti apa sebenarnya yang disebut sebagai DNA, gegara kesibukan manusia berupaya menaklukkan angkara murka pagebluk virus Corona, saya makin dibingungkan oleh apa yang disebut sebagai RNA.

Makna

Ketika saya mencari makna RNA di Kamus Besar Bahasa Indonesia, ternyata tidak ada bahasan tentang makna RNA sebagai akronim, namun kepanjangannya yaitu Asam Nukleat yang terdiri atas adenin, sitosin dan urasil yang terdapat pada inti sel.

Sementara menurut Kamus Oxford: RNA adalah Ribonucleic acid is a nucleic acid present in all living cells. Its principal role is to act as a messenger carrying instructions from DNA for controlling the synthesis of proteins, although in some viruses RNA rather than DNA carries the genetic information.

Dilengkapi dengan contoh kalimat: ‘In 1959 Nirenberg began his investigations into the relationship between deoxyribonucleic acid, ribonucleic acid and the production of proteins.’

Sementara Ensiklopedia Britannica memaknakan RNA sebagai abbreviation of ribonucleic acid, complex compound of high molecular weight that functions in cellular protein synthesis and replaces DNA (deoxyribonucleic acid) as a carrier of genetic codes in some viruses. RNA consists of ribose nucleotides (nitrogenous bases appended to a ribose sugar attached by phosphodiester bonds, forming strands of varying lengths. The nitrogenous bases in RNA are adenine, guanine, cytosine, and uracil, which replaces thymine in DNA.

Dengan bekal pemaknaan oleh KBBI, kamus Oxford, dan Ensklopedi Britannica itu dengan susah-payah saya berusaha memahami apa yang panjang lebar dibeber oleh majalah The Economists edisi 27 Maret 2021 dengan cover berjudul "Bright side of the moonshot" dengan sub-judul "Science after the pandemic" di halaman 14 memuat artikel utama berjudul "The pandemic has given RNA a long-awaited turn in medical spotlight".  

Revolusi Vaksin

Wajar apabila dengan daya pikir lemah dan dangkal saya tidak terlalu paham tentang apa yang dimaklumatkan oleh para ilmuwan biokimia sebagai revolusi vaksin akibat pagebluk Corona yang dahsyat melanda planet bumi, termasuk Indonesia, sejak awal 2020 sampai saat naskah ini ditulis masih belum kunjung berhenti.

Namun dapat disimpulkan bahwa laskar virus Covid-19 dengan segenap kerabat dan sanak-keluarga bermutasi sehingga terbukti berjaya mengubah peradaban umat manusia secara menyeluruh.

Mulai dari kesehatan sampai ke ekonomi, bahkan politik, yang jelas secara langsung maupun tidak langsung memaksakan perubahan perilaku manusia terhadap dirinya sendiri maupun lingkungan sosial dan alam.

Virus Corona yang sedemikian amat sangat kecil berjaya mempersatukan manusia untuk menggagas teknologi medikal baru yang akan mengubah sistem pelayanan kesehatan abad XXI sesuai yang diharapkan oleh WHO, yaitu menggeser fokus pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah preventif dan promotif.




Viral, Seorang Terapis Diduga Lakukan Kekerasan kepada Anak Penyandang Autisme

Sebelumnya

Menggratiskan Tes PCR Pasti Mampu Jika Mau

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Jaya Suprana