Kata-kata baik tanpa dibarengi keteladanan hanya akan menjadi angin lalu. Adapun keteladanan memiliki pengaruh yang lebih spektakuler/ Net
Kata-kata baik tanpa dibarengi keteladanan hanya akan menjadi angin lalu. Adapun keteladanan memiliki pengaruh yang lebih spektakuler/ Net
KOMENTAR

TOLONG diingat-ingat sosok yang Anda kagumi!

Cermatilah apa yang membuat Anda terkesan, perkataannya atau keteladanan sikapnya?

Manakah yang paling membekas di ingatan Anda, kata-kata nasihatnya atau teladan dalam tindakannya?

Inilah waktunya kita merenungkan, dan menemukan jawaban masing-masing.

Kata-kata memang menggugah, nasihat tentunya bermanfaat. Namun keteladanan itu membekas teramat dalam, merasuk hingga ke lubuk sukma.

Dari itulah Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya, telah ada bagimu pada diri Rasulullah itu teladan yang baik.” (Q.S. Al-Ahzab ayat 21)

Perhatikan baik-baik pesan Allah di atas, faktor keteladanan amatlah penting dari pribadi seorang Nabi Muhammad.

Maulana Muhammad Ali menerangkan pada kitab Al-Qur'an Terjemah dan Tafsir, bahwa ayat ini menyatakan kebenaran yang sangat berarti dan ciri khas Nabi, yakni beliau teladan yang paling baik dan contoh yang paling luhur sebagai teladan ketulusan bagi kaum mukmin dalam segala keadaan.

Sekiranya beliau tidak memimpin pasukan, niscaya beliau tak dapat menjadi contoh bagi seorang jenderal yang memimpin pasukan dalam pertempuran. Sekiranya beliau tak menjalankan perang, niscaya beliau tak dapat menjadi contoh bagi seorang prajurit yang menyabung nyawa untuk membela kebenaran, keadilan dan kemerdekaan.

Sekiranya beliau tak kawin, niscaya tak dapat memperlihatkan bagaimana seorang suami harus bersikap manis dan kasih sayang kepada istri, dan bagaimana seorang ayah harus mencintai anak-anaknya.

Memang semua itu adalah ciri khas hidup beliau, hingga beliau bukan saja telah memberi pedoman petunjuk yang praktis dalam segala pekerjaan sehari-hari, melainkan pula beliau telah memberi percontohan dengan hidup beliau sendiri bagaimana aturan-aturan itu harus dilaksanakan.

Sepenting apakah sisi keteladanan pada sosok Nabi Muhammad?

Maulana Muhammad Ali mengungkapkan, ada dua hal yang patut dicatat di sini.

Pertama, oleh karena Nabi suci itu teladan, maka beliau sudah cukup sebagai jawaban terhadap semua orang yang suka memburuk-burukkan beliau, karena manusia sangat membutuhkan pimpinan yang memberi petunjuk tentang berbagai hal dan keadaan dalam perkara keduniaan. Maka Nabi itulah orang yang memegang pimpinan dalam mengalami berbagai hal dan keadaan itu.

Kedua, sifat-sifat akhlak yang tersembunyi dalam batin manusia akan tetap terpendam jika sifat-sifat itu tidak diaktifkan. Oleh karena itu tak ada yang dapat mengaku mempunyai akhlak yang tinggi, kecuali jika ia mempunyai kesempatan untuk mewujudkan sifat akhlak itu dengan melakukannya pada waktu yang tepat.

Anda boleh jadi seorang yang baik, sangat baik malahan. Akan tetapi segenap potensi kebaikan Anda akan terus terpendam jika tidak ditampilkan dalam keteladanan. Dalam hidup yang singkat dan cuma satu kali ini Anda tidak akan pernah jadi inspirasi bila tidak memberikan keteladanan.

Jadi, teladan itu memang penting. Tapi, apakah kata-kata nasihat itu menjadi tak berguna?

Ah, tentu bukan demikian kesimpulan yang diharapkan. Perkataan dan keteladanan sesungguhnya dapat dipadukan secara ciamik.

Ahmad Saifuddin dalam buku Psikologi Agama menerangkan tentang memberi teladan dengan mengajak. Pola mendidik anak yang efektif adalah dengan mengajak, bukan dengan memerintah.

Misalkan, bukan menyuruh anak belajar, tetapi mengajak anak belajar sementara ayah atau ibu juga ikut membaca buku. Bukan menyuruh anak bangun pagi, tetapi mengajak anak bangun pagi sementara ayah ibu sudah rapi untuk beraktivitas. Bukan menyuruh anak untuk beribadah, tetapi mengajak anak untuk beribadah bersama. Bukan memerintah anak untuk mengaji, tetapi mengajak anak mengaji bersama.

Mengajak yang disertai dengan prilaku ini akan meneguhkan peran orangtua sebagai teladan. Di sisi lain, anak juga memiliki gambaran atau visual yang konkret dan jelas sehingga benar-benar merasa dibimbing.

Kata-kata baik tanpa dibarengi keteladanan hanya akan menjadi angin lalu. Adapun keteladanan memiliki daya magis yang lebih spektakuler dari daya hipnotis. Teladan bukanlah untuk suatu pencitraan. Teladan itu demi meraih hakikat dari kemanusiaan diri kita sendiri.
    
    

 




Menyambungkan Jiwa dengan Al-Qur’an

Sebelumnya

Sempurnakan Salatmu Agar Terhindar dari Perbuatan Keji dan Mungkar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur