Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

Ketika terjadi pergesekan antara Rasul dengan ulah istri-istrinya, para mertua adakalanya memang turut campur. Baik Abu Bakar maupun Umar menegur keras Aisyah dan Hafshah agar tidak membuat masalah yang bukan hanya mengguncang rumah tangga Rasulullah tetapi akan berimbas pada ketentraman umat Islam.

Pola relasi mertua dan menantu akan selalu menjadi kisah menarik dari setiap rumah tangga. Dan kita akan terus belajar darinya, sehingga menantu maupun mertua sama-sama paham cara menempatkan diri nan elok.

Dulu, di televisi Afghanistan, acara yang populer adalah sinetron berjudul, “Ibu Mertua Juga Pernah Jadi Menantu.” Anehnya, acara opera sabun yang tidak habis-habisnya ini justru menjadi favorit para lelaki Afghan yang tampak berjenggot dan keras. (Agustinus Wibowo, buku Selimut Debu)    

Jangan underestime dulu tentang kutipan di atas. Artinya, orang-orang akan belajar dari sumber mana saja, ingin banyak mengetahui dari berbagai rujukan. Intinya, mertua pernah merasakan manis pahitnya jadi menantu, jadi itu sesungguhnya modal untuk sebuah dialog keterbukaan.

 

 




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur