Ayu Prameswati saat menunjukkan produk abon vegetarian buatannya/Farah
Ayu Prameswati saat menunjukkan produk abon vegetarian buatannya/Farah
KOMENTAR

INSIPIRASI untuk memulai usaha bisa datang dari mana saja. Seperti yang dilakukan oleh pasangan suami-istri, Ayu Prameswati dan Adi Suwarno.

Berbekal kebiasaan yang istri, Ayu yang mengkonsumsi makanan vegan, dia memulai usaha untuk membuat abon vegetarian "Gadhing De Vegan".

"Semula bikin ini karena memang saya tidak makan daging, jadi cari bahan lain untuk membuat makanan. Mulanya saya tertarik dengan jantung pisang. Saya coba olah menjadi seperti abon," jelas Ayu dalam program Jendela Usaha bertajuk "Dari 20 Sampai Menjadi 5.000 Pcs Merambah nusantara" yang dilaksanakan oleh Kantor Berita Politiik RMOL pada Rabu (23/12).

Abon jantung pisang itu pun mendapat respon yang baik dari orang sekitar Ayu, sehingga dia mulai menekuni produksinya untuk usaha kecil-kecilan.

Seiring berjalannya waktu, Ayu pun menggali lebih dalam soal bahan lain yang bisa dia gunakan untuk membuat abon vegetarian sejenisnya. Dia kemudian menemukan bahan lain yang menarik diolah seperti cempedak dan kompilasi sayuran wortel, seledri dan brokoli.

"Proses pembuatannya cukup panjang. Yang jelas bahan baku kita ambil segar dari petani, kemudian direbus dan ditumbuk sampai halus," jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa abon vegetariannya tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali dan bisa bertahan antara 7 hingga 8 bulan.

Selain itu, abon vegetaria buatannya juga sudah mengantongi label halal dan melewati proses uji lab yang menunjukkan bahwa kandungan vitamin, serat dan karbohidrat dari produk buatannya terjaga dengan baik.

Dibantu sang suami, Ayu pun memasarkan abon vegetarian buatannya dari mulut ke mulut dan mendapat tanggapan yang hangat dari pelanggan.

Namun, ketika pandemi Covid-19 terjadi, penjuaran secara tatap muka alias offline pun menjadi sulit dilakukan. Sehingga dia pun memutar otak dan beralih ke penjualan online.

"Penjualan berkurang hampir 70 persen saat pandemi. Mengakalinya adalah dengan dipaksa mengubahh cara kita memasarkan. Biasanya keliling bawa barang dagangan dan ngobrol degan customer, sekarang jadi lebih banyak berjualan online di e-commerce dan juga sosial media," papar Ayu.




Didukung Jago Syariah, Halal Fair 2024 Siap Melejitkan Pasar Produk Halal Yogyakarta

Sebelumnya

Pengabdian Masyarakat Prodi Psikologi Universitas Binawan: Gelar Skrining dan Edukasi Kesehatan Mental Remaja di MA As-Syafi’iyah 01 Jakarta

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E