Ilustrasi virus corona tertawa/Net
Ilustrasi virus corona tertawa/Net
KOMENTAR

AKIBAT mustahil mampu menyimak seluruh kenyataan yang terjadi di planet bumi dengan keterbatasan daya-indera mata dan telinga di kepala saya sendiri, maka terpaksa saya menggantungkan kepercayaan pada pemberitaan baik yang resmi diberitakan oleh media pemberitaan mau pun yang didesas-desuskan oleh media pergunjingan yang disebut sebagai media sosial padahal kerap kali sama sekali tidak bersifat sosial dalam makna positif.

Simpang Siur

Suasana simpang-siur makin parah setelah teknologi informasi menghadirkan internet di mana setiap insan manusia memperoleh peluang untuk bisa berfungsi sebagai sumber berita.

Meski tidak ada jaminan yang mampu menjamin kebenaran pemberitaan yang saya simak namun terpaksa saya harus percaya kebenaran berita yang diberitakan oleh sumber berita yang secara subyektif saya anggap sebagai yang paling bisa saya percaya di antara sekian banyak berita yang liar berkeliaran di alam nyata mau pun alam maya.

Memang ada unsur berjudi alias adu-untung pada perilaku saya mengkonsum berita.

Pagebluk Corona

Namun berdasar berita resmi mau pun tidak resmi dapat disimpulkan bahwa pagebluk Corona yang berawal pada awal tahun 2020 ternyata sampai dengan menjelang akhir tahun 2020 belum bisa dikatakan sebagai sudah berakhir.

Disimak dari angka statistik morbiditas mau pun mortalitas alih-alih menurun terkesan bahwa virus Corona malah makin merajalela di permukaan bumi.

Fakta tersebut membuktikan bahwa pada hakikatnya virus Corona yang sangat amat kecil sehingga tidak kasa

penginderaan manusia justru memiliki daya rusak luar biasa dahsyat terhadap kesehatan bahkan kehidupan manusia.

Tidak ada manusia yang paling berkuasa di maecapada pun mampu melawan kekuasaan virus Corona merusak kesehatan manusia. Negara yang dianggap paling adhi kuasa seperti Amerika Serikat terbukti juga tidak mampu menanggulangi angkara murka virus Corona menerkam jutaan warganya.

Jerman dan Jepang juga kewalahan menghadapi pagebluk Corona di negeri masing-masing.

Bersatupadu

Maka sebaiknya kita berhenti saling menyalahkan dalam kegagalan menanggulangi wabah Covid-19 yang setelah Pilkada memang terbukti menampilkan gejala peningkatan.

Mari kita berhenti saling membenci dengan alasan apa pun demi lebih bijak bersatu menjalin Persatuan Indonesia dalam bersama melaksanakan Jihad Al Nafs demi masing-masing menunaikan kewajiban 3 M demi melawan angkara murka virus Corona.

Jangan biarkan virus Corona menertawakan ulah kita sengaja memecah belah bangsa kita sendiri agar lebih mudah diterkam oleh laskar angkara murka virus Corona yang sudah berhasil menerkam jutaan manusia di planet bumi ini!




Viral, Seorang Terapis Diduga Lakukan Kekerasan kepada Anak Penyandang Autisme

Sebelumnya

Menggratiskan Tes PCR Pasti Mampu Jika Mau

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Jaya Suprana