Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SEBUAH survei terbaru yang dilakukan oleh perusahaan riset Turki Konda menyebutkan ada perubahan besar yang menjadi penyebab serangan dan kekerasan terhadap kaum perempuan dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam rilisnya, survei tersebut melaporkan bahwa pandangan publik tentang apa yang disebut dengan serangan berbasis kehormatan yang menargetkan perempuan dan kekerasan umum terhadap perempuan telah berubah secara substansial dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam surveinya Konda melakukan wawancara kepada 3.569 orang di 32 provinsi. Hasil survei menunjukkan penurunan toleransi pada kasus kekerasan terhadap perempuan.

Hingga baru-baru ini, pembunuhan perempuan mendominasi berita utama, karena ratusan perempuan dibunuh oleh pasangan mereka setiap tahun dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Meskipun tidak ada angka konkret yang tersedia, sejumlah besar pembunuhan terkait dengan pola pikir yang menyesatkan berdasarkan kehormatan pria. Dalam banyak kasus, pembunuhan dicap sebagai pembunuhan demi kehormatan bagi korban perselingkuhan, sementara di kasus lain, permintaan cerai merupakan alasan yang cukup untuk melakukan kejahatan keji.

Dengan membandingkan survei mereka yang dilakukan sebelumnya pada tahun 2010 dan 2015, para peneliti menemukan penurunan substansial dalam jumlah orang yang mendukung kekerasan dalam rumah tangga.

Orang yang diwawancarai ditanya apakah mereka setuju dengan pepatah Turki yang terkenal, "pria dapat mencintai dan memukul wanita mereka," dan hasilnya menyebutkan tingkat mereka yang setuju dengan pepatah tersebut menurun menjadi 6 persen dari 20 persen pada tahun 2015. Sekitar 63 persen responden mengatakan pepatah tersebut benar-benar salah.

Jumlah orang yang membela menggunakan cara ilegal untuk melindungi kehormatan mereka juga turun menjadi 21 persen dari 45 persen pada 2010.

Tingkat orang yang setuju bahwa wanita tidak boleh mengenakan pakaian terbuka untuk menghindari pelecehan seksual juga menurun menjadi 32 persen dari 80 persen dalam jangka waktu lima tahun.

Dalam ringkasan survei, para peneliti mengatakan hasil menunjukkan "perubahan besar" dalam pola pikir sosial terhadap kekerasan terhadap perempuan dan kehormatan.

“Di Turki yang mengalami urbanisasi yang pesat, wanita menemukan lebih banyak tempat untuk diri mereka sendiri dalam kehidupan sehari-hari dan memicu transformasi mental," kata peneliti seperti dikutip dari Daily Sabah, Kamis (3/9).

"Mungkin lebih baik melihat kasus kekerasan dan pembunuhan yang meningkat dan menjadi lebih terlihat bukan sebagai masalah perempuan, tapi sebagai masalah laki-laki yang tidak bisa menangani perubahan peran perempuan," lanjutnya.




Memaknai Hakikat Perempuan Hebat dari Sosok Mooryati Soedibyo: Empu Jamu Indonesia hingga Menjadi Wakil Rakyat

Sebelumnya

Mooryati Soedibyo Tutup Usia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women