Ibadah Haji 2020 hanya dilakukan dengan satu Miqat/Arab News
Ibadah Haji 2020 hanya dilakukan dengan satu Miqat/Arab News
KOMENTAR

IBADAH Haji di Arab Saudi tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena dilaksanakan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 yang masih mengancam.

Karena itulah, pemerintah Arab Saudi melakukan sejumlah penyesuaian serta aturan ketat bagi para jamaah. Selain membatasi jumlah jamaah, untuk pertama kali dalam sejarah, jamaah Haji tahun ini juga harus melewati hanya satu Miqat.

Untuk diketahui, ada lima Miqat yang biasanya harus dilewati oleh jamaah Haji. Empat Miqat dipilih oleh Nabi Muhammad SAW, sedangkan satu Miqat dipilih oleh Omar bin Al-Khattab.

Kelima Miqat tersebut adalah Dzul Hulaifah atau Bir Ali, As Sail atau Qarn al-Manazil, Juhfah atau Al-Juhfah, Dzat IRQ atau Dzatu Irqin, dan Yalamlam.

Namun pada pelaksanaan ibadah Haji tahun ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, jamaah Haji hanya akan melalui satu Miqat, yakni Miqat Qarn Al-Manazel.

Para sejarawan menganggap Miqat Qarn Al-Manazel sebagai Miqat orang-orang Najd dan juga biasanya merupakan Miqat bagi para peziarah yang bepergian dari negara-negara Teluk dan Asia Timur saat ini. Istilah ini mengacu pada gunung kecil yang membentang ke utara dan selatan dengan air mengalir di kedua sisi. Alasan itulah yang membuat Miqat ini juga dikenal sebagai Al-Sail Al-Kabir (banjir besar).

Miqat Qarn Al-Manazel dipilih karena itu adalah Miqat terdekat ke Mekah.

Dikabarkan Arab News, Masjid Al-Sail Al-Kabir di dalam Miqat Qarn Al-Manazel dianggap sebagai salah satu yang terbesar di Kerajaan Arab Saudi. Masjid ini dilengkapi dengan layanan modern untuk jamaah haji.

Profesor sejarah dan peradaban di Universitas Umm Al-Qura di Mekah, Adnan Al-Sharif, mengatakan bahwa tempat itu terkait dengan kehidupan Nabi.

"Tempat itu terkait dengan kehidupan Nabi, ketika Nabi melewatinya selama Pengepungan Taif. Menurut beberapa novel sejarah, Nabi melewati 'Qarn' yang berarti Qarn Al-Manazel," jelas Al-Sharif.

Dia menjelaskan bahwa Arab Saudi telah merawat Miqat Qarn Al-Manazel dengan baik, dan menyediakannya dengan fasilitas bagi para peziarah yang berkunjung untuk melakukan umrah dan Haji.

Sementara itu, menurut jurnalis dan sejarawan Hamad Al-Salimi, sepanjang sejarah, ada makna yang berbeda ada di balik penamaan Qarn Al-Manazel. Dia menjelaskan bahwa seorang filolog dan satu dari tiga ahli tata bahasa Arab dari sekolah Basra di Irak, menggambarkan Miqat sebagai gunung di Arafat.

Sementara itu, para sejarawan percaya bahwa Miqat tu juga melayani orang yang datang dari arah lain sepanjang sejarah.

Al-Ghuri, sultan ke-45 dari dinasti Mamluk, mengatakan itu adalah Miqat rakyat Yaman dan Taif, sedangkan Qadi Ayyad, seorang sarjana hukum Maliki terkenal di Zaman Keemasan Islam (800-1258) mengatakan itu adalah Qarn Al -Thaalib yang berfungsi sebagai Miqat rakyat Najd. Beberapa orang mengucapkannya "Qaran", yang salah, karena Qaran adalah suku di Yaman.




Ana Khairun Minhu

Sebelumnya

Hubbu Syahwat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur