Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

IKHLAS merupakan hal yang kerap kali mudah diucapkan, namun sulit dilakukan.

Dalam program "Shihab & Shihab" di saluran YouTube Najwa Shihab, Pendiri Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ), M. Quraish Shihab menjelaskan seluk-beluk mengenai ikhlas.

Dia menjelaskan, "ikhlas" diambil dari kata "Khalis" yang artinya "bersih". Bersih yang dimaksud adalah bersihnya sesuatu yang didahului oleh sesuatu yang kotor atau tidak sesuai dengan subtansinya.

"Contoh, gelas (berisi) air murni. Ini air kalau tidak tercampur dengan yang lain, dalam bahasa Arab, bahasa agama, dinamai shofi, (atau) suci. Tetapi kalau dia sudah bercampur dengan yang lain, dia sudah tidak suci. maka untuk menjadikannya suci, apa yang tercampur itu tadi harus dikeluarkan," jelasnya.

Ketika kotoran itu dikeluarkan, maka air akan kembali bersih. Namun bersihnya air tersebut telah didahului oleh kotoran di dalamya.

"Maka mengeluarkan kotoran itu untuk membersihkan (air), itulah yang dinamai ikhlas," jelas Quraish Shihab.

Lebih lanjut Mantan Menteri Agama RI itu menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki hal-hal di dalam hati yang  tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan. Karena itu, perlu dibersihkan.

Dia mencontohkan, ibadah shalat bisa jadi dilakukan dengan tidak ikhlas, jika niatnya tidak sesuai, misal untuk membuat orang lain tahu bahwa dirinya shalat.

"Itu yang dinamai riya, mau dilihat orang. Itu yang dinamai sum'ah, mau didengar orang," jelasnya.

Karena itu, sambungnya, sebelum menjalankan ibadah, baiknya kita sebagai manusia mengeluarkan niat semacam itu. Memang sulit, karena ikhlas itu lawannya riya. Dan riya bisa terjadi sebelum, sesaat atau sesudah amal atau ibadah dilakukan.

"Jadi ikhlas sangat sulit, karena itu ada ungkapan semua manusia ini binasa, kecuali yang beramal. Semua yang beramal binasa, kecuali yang tulus kecuali yang ikhlas. Yang ikhlas pun masih terancam binasa, karena dia tidak tau apakah keikhlasannya sudah dinilai Tuhan sudah ikhlas atau belum," ungkapnya.

"Karena lawan dari ikhlas, riya itu berjalan pada jiwa manusia seperti berjalannya semut hitam di batu yang halus di tengah gelapnya malam. Tidak terasa dan tidak terlihat," lanjut Quraish Shihab.

"Jadi ikhlas pun kita mohon bantuan Allah agar supaya keihklasan kita diterima oleh-Nya," sambungnya.

Dia menerangkan, ibadah puasa merupakan salah satu bentuk keikhlasan. Karena orang tidak bisa membedakan apakah orang lain puasa atau tidak. Sedangkan ibadah lain, bisa diukur dan dilihat, seperti shalat.

"Itu sebabnya, puasa adalah rahasia antara hamba dengan tuhan. Ikhlas adalah rahasia antara hamba dengan Tuhan," sambungnya.

Namun, tidak jarang ada kesalahpahaman mengenai ikhlas itu sendiri.

"Tapi ada juga orang yang salah paham, dia bilang kalau shalat minta-minta surga itu tidak ikhlas. Bukan itu. Karena kita shalat, memang ada perintah Tuhan cari surga. Jadi apa yang kita lakkan itu sesuai dengan perintah Tuhan," jelasnya lagi.

Dia mencontohkan, jika kita memberikan kado kepada orang lain dan pada kado tersebut ditulis nama, itu tidak mengurangi keikhlasan orang yang memberikan kado.

"Tapi kenapa tulis nama? Ya memang Tuhan tidak melarang saya menulis nama. Karena dengan menulis nama akan terjalin hubungan yang intim. Hubungan yang akrab dengan orang lain. Yang bisa jadi kalau saya tidak menulis, dia anggap saya tidak (peduli)," jelasnya.

"Karena itu ada dalam Al-Quran yang menyatakan, kalau kamu menyembunyikan sedekahmu, atau kamu terang-terangan menyampaikannya, maka itu dua-duanya baik," ujarnya.

"Jadi ikhlas seperti itu. Karena itu ada anjuran, kalau mau melakukan sesuatu, sebaiknya dirahasiakan karena dengan merahasiakannya, orang tidak lihat dan orang tidak memuji Anda," sambung Quraish Shihab.

"Namun semuanya, bermula dari niat," tutupnya.




Menyambungkan Jiwa dengan Al-Qur’an

Sebelumnya

Sempurnakan Salatmu Agar Terhindar dari Perbuatan Keji dan Mungkar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur