Dahlan Iskan/Ist
Dahlan Iskan/Ist
KOMENTAR

”Target kami Bangka harus memiliki 5.000 sampai 8.000 hektare kebun durian,” ujar Gubernur Erzaldi. ”Termasuk kebun milik masyarakat,” tambah Gubernur.

Saat ini, ujar Pak Erzaldi, Bangka sudah memiliki 800 hektare kebun durian.

”Teman saya sudah ada yang punya 500 hektare,” ujar Pak Djohan.

Djohan kini fasih sekali bicara durian. Termasuk bisa mengungkap rahasia di balik keistimewaan durian Bangka.

Tanah Bangka, katanya, adalah tanah tambang. Khususnya timah dan tembaga. Itulah yang tidak dimiliki propinsi lain.

Hanya saja tanah seperti itu kurang unsur makronya. ”Tapi unsur makro, seperti N, P, K, bisa ditambahkan,” ujar Djohan.

Dengan demikian tanah mineral tersebut menjadi pembeda dari wilayah lain.

”Jangankan durian,” ujar Djohan. ”Petai dari Bangka ini baunya baru hilang setelah dua hari,” lanjutnya.

Juga jengkol.

”Makan jengkol Bangka bisa benar-benar jengkolen,” katanya.

Saya tidak tahu apa itu jengkolen. Tapi saya akan bisa bertanya ke istri saya. Yang begitu sering merebus jengkol satu panci --dimakan sendiri.

Walhasil, tanah Bangka itulah kuncinya. Mungkin mirip tanah daerah Ipoh dan sekitarnya, Malaysia. Yang di masa lalu juga pusat tambang timah --sekaligus kini menjadi pusat musang king.

Bangka akan membayar dendam lama kita: agar Indonesia bisa ekspor buah tropik secara besar-besaran ke utara sana. Sebagai senjata pengimbang neraca perdagangan kita.  

Duluuuuuu, orang dari utara membanjir ke Bangka.

Kelak, ganti durian Bangka akan mengalir ke utara.




Cerita Pengalaman Vloger asal China Menginap di Hotel Super Murah Hemat Bajet

Sebelumnya

Muara Yusuf

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Disway