INDONESIA kembali mencuri perhatian dunia, kali ini lewat keberhasilan model transformasi digital inklusif yang dipaparkan dalam forum internasional Leaders TalkX di Jenewa, Swiss.
Dalam sesi diskusi panel bertajuk “The Role of Governments and all Stakeholders in the Promotion of ICTs for Development”, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mempresentasikan pendekatan Indonesia yang dinilai sebagai salah satu contoh pembangunan digital berkelanjutan yang bisa ditiru negara lain.
“Konektivitas digital adalah hak semua orang, bukan hak istimewa segelintir kelompok. Internet harus hadir di pedesaan, perkotaan, hingga daerah terpencil,” ujar Meutya dalam forum yang dihadiri menteri dan pejabat tinggi dari berbagai negara seperti Ghana, Rusia, Iran, Turki, hingga Kamboja.
Meutya menegaskan bahwa transformasi digital Indonesia tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga menyasar penguatan kapasitas manusia dan literasi digital.
Pendekatan ini terbukti lewat program 10.000 Desa Digital, yang hingga Juli 2025 telah menjangkau 4.132 desa di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).
Program ini sukses menghubungkan lebih dari 3,8 juta warga ke layanan digital untuk pertama kalinya. Selain itu, pembangunan 7.500 menara BTS dan perluasan jaringan Palapa Ring turut memperluas akses internet 4G ke wilayah non-komersial dan seluruh provinsi di Indonesia.
Meutya juga menyoroti pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) sebagai fondasi untuk mendukung pertumbuhan teknologi masa depan. Pemerintah menargetkan 90 persen populasi Indonesia terkoneksi dengan internet pita lebar pada 2030, dan mencapai 100 persen pada 2045—sesuai dengan visi besar Indonesia Digital 2045.
Tak hanya infrastruktur, Indonesia juga mengembangkan talenta digital melalui program seperti Digital Talent Scholarship dan Gerakan Nasional Literasi Digital. Model inklusif ini mendapat apresiasi dari berbagai negara peserta forum, menegaskan posisi Indonesia sebagai pelopor transformasi digital global.
KOMENTAR ANDA